"Bukan. Tapi kita paksa Mat Belor menyetubuhi pelacur itu, dan biarkan Arimbi yang nanti membunuhnya."
"Arimbi  yang akan membunuhnya? Bagaimana mungkin. Mat Belor itu orang sakti, dia tidak bisa tertusuk pisau dan anti peluru," Wage semakin tak percaya.
"Saya tahu itu. Tapi beberapa waktu yang lalu saya mendapat kabar kalau kekuatan Mat Belor akan lenyap bila sudah menyetubuhi perempuan lebih dari sekali."
"Dia sudah menyetubuhi hampir semua perempuan di Madukara. Apa yang membuat tuan yakin kalau dengan menyetubuhi Arimbi, Mat Belor akan tewas?" Wage benar-benar tidak yakin akan rencana itu.
"Yang disetubuhi Mat Belor semuanya bukan pelacur. Â Untuk itu Arimbi harus berhasil menyetubuhinya. Karena untuk melemahkan Mat Belor, harus ada pelacur yang menyetubuhinya minimal sekali." Jelas Karsa.
"Minimal sekali? Maksud tuan?" tanya salah seorang petarung sembari menyeruput teh.
"Iya, kita akan paksa Mat Belor ketagihan menyetubuhi Arimbi, selanjutnya kalian bisa membunuhnya."
"Kalau begitu besok kita ke rumah Arimbi,"Jembul mengakhiri pembicaraan.
Esoknya, Karsa dan empat petarung mulai berangkat ke rumah Arimbi. Di tengah perjalanan, mereka berjumpa dengan Mat Belor yang hendak memerkosa seorang gadis. Kali ini Karsa berani menegurnya.
"Hei Bangsat! Hentikan!" bentak Karsa.
"Hei! Siapa kamu?!" Mat Belor balas membentak sambil memegang tangan gadis itu.