Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mat Belor

20 Maret 2018   16:09 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:11 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: krjogja.com

"Bukan hanya anak tuan yang sudah dicabut keperawanannya oleh Mat Belor, tapi beberapa gadis di Madukara sudah mengalaminnya," Wage menjelaskan.

"Termasuk Arimbi?" tanya Karsa.

"Arimbi? Siapa dia?" Jembul heran, karena kebetulan dia baru pertama kali mendengar nama itu.

"Iya, Arimbi si pelacur. Hampir semua lelaki di Madukara pernah menyetubuhinya. Dia adalah pelacur paling terkenal di Madukara,"

"Secantik apa dia? Kok bisa-bisanya jadi pelacur?" Jembul nampak terheran-heran dan ingin berjumpa dengannya.

"Bagaimana kalau besok saya antar kalian ke rumah wanita itu?"

"Ke rumahnya?" Wage nampak berambisi.

"Iya, kalian bermalam disini saja."

"Untuk apa kita ke rumah wanita pelacur itu," tanya Jembul.

"Barangkali hanya dia yang bisa membantu kita untuk menghadapi Mat Belor," jawab Karsa.

"Menghadapi Mat Belor? Menghadapi bagaimana? Wanita itu kita suruh berkelahi dengan Mat Belor?" tanya Wage, seolah tak yakin dengan apa yang diutarakan Karsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun