Akhirnya Kak Leo tak bisa berkutik lagi, ia pun yang membelikan es krimnya.
Namun, sudah tiga puluh menit ia berangkat belum kunjung kembali. Padahal toko es krimnya tidak terlalu jauh dari rumah kami. Aku jadi khawatir dengan Kak Leo, takut terjadi sesuatu hal buruk padanya, ditambah ia mengendarai sepeda motor menuju sana yang belum terlalu menguasai cara menggunakannya.
---
"Lea... Lea... Lea..." sayup-sayup aku mendengar seseorang memanggilku. Perlahan-lahan aku membuka mata, seketika sadar bahwa diri ini sampai tertidur menunggu Kak Leo pulang.
"Lea..." suara itu kembali terdengar. Aku langsung menuju depan, membukakan pintu untuk seseorang di luar sana.
"Kak Fatih?" Aku mendapati dirinya setelah membuka pintu. Lelaki itu merupakan tetangga sekaligus kakak kelasku di sekolah.
"Kakak kamu, Lea?" Sebelum aku bertanya, ia membuka suara terlebih dahulu.
"Kakak aku kenapa, Kak?" Dengan sedikit panik, aku menjawab.
"Kakak kamu kecelakaan."
Apa? Kecelakaan? Nafasku seakan terhenti setelah mengetahui kabar kurang baik itu. Seseorang yang tengah kutunggu kehadirannya pulang ke rumah ternyata sedang terluka.
Kak Fatih langsung mengajakku ke rumah sakit di mana Kak Leo ditangani. Ia berkata bahwa telah memberi tahu ayah juga ibu dan mereka sudah berada di sana.