"Aku sayang Kak Oza."
"Iya Bia, aku juga sayang kamu."
"Aku belajar dan sekolah bareng Kak Oza."
"Iya, nanti kita belajar dan sekolah bareng, ya."
Bia melepas pelukanku. Ia kembali mengatakan sayang itu berkali-kali hingga ia menangis lagi.
"Iya Bia, Kak Oza juga sayang kamu. Nanti belajar dan sekolah bareng kakak ya, sayang." Aku menjawab sambil kembali memeluknya, dan untuk yang pertama kali Bia membalas pelukanku.
Keadaan Bia berangsur-angsur membaik setelah aku memutuskan membawanya kembali ke rumah. Ia sudah tidak lagi mengamuk juga memecahkan barang-barang karena jiwanya perlahan-lahan pulih. Untuk membuatnya kembali menjadi seperti dulu tidak perlu membutuhkan orang lain, melainkan kasih sayang orang-orang yang ada di sekelilingnya, yaitu aku dan ibu.
***
Note:
Cerita ini pernah terbit di website:
- https://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/kata-sayang-di-dinding.html
- https://jejakpublisher.com/2017/04/15/kata-sayang-di-dinding/
Ada sedikit perubahan atau penambahan kata yang bertujuan agar cerita menjadi lebih sempurna dan fresh.
Dan gambar dalam sampul cerita ini dibuat melalui Bing.com & Canva.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H