Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kata Sayang di Dinding

12 Agustus 2021   00:58 Diperbarui: 16 Maret 2024   13:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plak!

Aku kembali melakukan hal tak terpuji pada dirinya. Biasanya ia tenang setelah mendapat itu dariku, tapi kali ini tidak meski sudah di kedua pipinya.

"Aaaaa... Kak Oza jahaaat! Kak Oza jahaaaaat!" Bia meronta.

Aku menambah kencang pegangan tanganku pada tangannya. Namun, semakin kencang peganganku semakin pula ia meronta hingga aku tak bisa mengendalikannya. Sampai akhirnya peganganku terlepas setelah pecahan cermin yang sedang ia pegang digoreskan pada pergelangan tanganku.

"Bia kau gila!" Aku mendorongnya hingga jatuh ke lantai.

"IBU... BIA, BU!" Aku berteriak memanggilnya yang entah di mana. Namun, tidak sampai semenit wanita yang kini beranak dua itu datang.

"Oza, apa yang kamu lakukan? Ibu udah bilang sama kamu untuk gak melakukan ini lagi!" Ibu meninggikan suaranya ketika berkata demikian.

"Aku melakukan itu karena dia udah terlalu, Bu. Lihat, tanganku menjadi seperti ini karena dia!" Aku berkata sambil menunjukkan goresan bercampur darah di pergelangan tanganku.

"Udah seharusnya dia dibawa ke rumah sakit, Bu." kataku kemudian.

"Enggak, Oza. Bia akan tetap tinggal di sini walau bagaimanapun." Ibu mendekapnya yang sudah sedikit tenang.

"Mau sampai kapan ia seperti ini terus? Sampai semua barang yang ada habis? Sampai ia melukai orang lain lagi? Iya Bu? Bu, ia akan lebih parah jika gak ditangani. Ibu mau Bia seperti itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun