Anita pernah merasa bingung saat berdiskusi dengan kakaknya mengenai apakah ia harus langsung bekerja atau melanjutkan studi S2. Kakaknya menyarankan untuk lanjut S2 karena masih ada uang, namun Anita merasa uang itu tidak akan cukup jika digunakan untuk jangka panjang.
Anita merasa memiliki tanggung jawab lebih, dan akhirnya memutuskan untuk bekerja dulu. Meskipun impian untuk melanjutkan studi S2 dan menjadi dosen belum hilang, ia memutuskan untuk menunda cita-cita itu dan fokus bekerja terlebih dahulu. Saat ini, ia memilih untuk mengembangkan karier dan menjadi wanita karier yang sukses.Â
Anita merasa bangga dengan diri sendiri karena ia tidak mudah menyerah, meskipun jalannya tidak selalu mulus.Â
Ia selalu berusaha untuk terus maju dan menghadapi tantangan hidup dengan semangat. Adik Anita juga memiliki cita-cita yang sama, yaitu menjadi dosen. Anita berharap suatu saat nanti, jika ada rezeki, ia bisa membantu membiayai pendidikan adiknya hingga adiknya bisa meraih cita-citanya menjadi dosen. Anita sangat ingin mendukung adiknya untuk mencapai impian tersebut.
Anita merasakan tantangan besar dalam mencari pekerjaan setelah lulus. Pada tanggal 29 Oktober, ia melakukan wawancara offline di Jakarta dengan seorang atasan, yang disebutnya "user satu". Ia harus melakukan perjalanan pulang-pergi dari Cimahi ke Jakarta yang memakan waktu sekitar 3 jam.
 Saat itu, Anita merasa sedikit terpicu oleh perasaannya melihat orang lain yang ditemani orang tuanya, apalagi yang ditemani oleh ayahnya. Hal itu membuatnya merasa agak sedih, tetapi ia mencoba mengingatkan dirinya untuk mandiri dan melanjutkan wawancara dengan semangat.
Pada tanggal 30 Oktober, Anita kembali harus wawancara offline di Jakarta, dan meskipun sangat lelah karena sudah melamar ke belasan, ia tetap berusaha keras. Setelah wawancara, dalam perjalanan pulang dengan shuttle, ia mendengarkan lagu Nina dari Feast. Saat itu, Anita merasa sedih karena tidak ada yang mencarinya. Mamanya juga belum menghubunginya. Â Padahal, ia yakin jika papanya masih hidup, pasti akan mencarinya.
Setelahnya, Anita berbagi cerita dengan teman-teman yang ia kenal di TikTok, terutama dengan komunitas apoteker di platform tersebut. Itu membantunya untuk melepaskan perasaan dan tidak menahan semuanya sendirian. Pada awal November, Anita lagi-lagi menjalani wawancara yang memerlukan perjalanan jauh.
 Ia berangkat jam 4 pagi dari Cimahi ke Bandung agar tidak terlambat, karena ia sangat menghargai ketepatan waktu dan lebih memilih menunggu daripada ditunggu. Anita merasa sangat lelah, dan jika dua wawancara terakhirnya tidak berhasil, ia berencana untuk beristirahat sejenak selama seminggu. Meski lelah, ia tetap melanjutkan perjuangannya, sambil terus membuka mentoring dan mencari pekerjaan.
Anita menghadapi tantangan ini dengan mencoba sebaik mungkin hingga benar-benar merasa lelah. Ia mengibaratkan proses mencari kerja seperti naik tangga, kadang harus berhenti dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan.Â
Kadang ia mendorong dirinya untuk terus mencari kerja, dan kadang juga memberi waktu untuk istirahat karena jika terus dipaksa, bisa sangat melelahkan. Namun, Alhamdulillah, di antara semua usaha dan proses itu, salah satu usahanya berhasil. Anita diterima di PT Novell Pharmaceutical Laboratories.