Kesimpulan dari kajian literatur dan wawancara:
- Anak autis kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
- Anak autis sulit memahami pikiran dan perasaan orang lain (empati kurang)
- Peserta didik hanya mampu membaca  teks bacaan tanpa memahaminya.
- Anak  autis yaitu keterbatasan dalam kemampuan bahasa dan kognitifnya
- Guru tidak menggunakan media gambar yang menarik untuk menjelaskan materi yang membutuhkan pemahaman abstrak.
- Guru tidak memberikan simulasi/praktek tentang materi yang membutuhkan (secara konkrit atau langsung)
- Â
- Hasil eksplorasi penyebab masalah
- Peserta didik hanya mampu membaca  teks bacaan tanpa memahaminya.
-  Anak  autis yaitu keterbatasan dalam kemampuan bahasa dan kognitifnya
- Guru tidak menggunakan metode belajar dan media gambar yang menarik untuk menjelaskan materi yang membutuhkan pemahaman abstrak.sesuai kebutuhan anak autis
- Â
- Analisis akar penyebab masalah (data pendukung)
Hasil analisisnya sebagai berikut:
Anak autis berkesulitan dalam memahami materi belajar yang bersifat abstrak
Hal ini diperkuat dengan jurnal
TITISA BALLERINA Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Journal of Disability Studies Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2016, h.245-266
https://core.ac.uk/download/pdf/230918817.pdf
Terdapat peningkatan rentang
perhatian pada subjek, setelah menggunakan metode belajar gerakan dan lagu.
Anak autis memerlukan metode belajar yang sesuai dengan dirinya masing-masing, oleh sebab itu diperlukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui minat, kelebihan, kekurangan dan karakter lainnya. Hal tersebut berguna untuk menentukan metode pembelajaran yang efektif untuk anak autis.
 Kerja sama antara guru dan orangtua memiliki peran penting dalam proses pembelajaran anak autis. Konsistensi penerapan intervensi dan kepekaan terhadap kebutuhan anak autis menjadi poin penting dalam keberhasilan intervensi yang dilakukan.