Mohon tunggu...
Marisa Latifa
Marisa Latifa Mohon Tunggu... Pustakawan - Research Librarian I Konsultan HR

Co-Founder of Komunitas Jendela (www.komunitasjendela.org) dan Akar Wangi Indonesia (akarwangiindonesia.org)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar Penerapan Ekonomi Hijau dari Banyuwangi Rebound

12 Juni 2023   08:22 Diperbarui: 12 Juni 2023   08:32 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel Daftar Negara Terdampak Perubahan Iklim di Dunia

Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki produk-produk unggulan ekspor yang dapat didorong penerapan konsep ekonomi hijaunya dan menggencarkan dukungan pembiayaan pada produk UMKM dengan model bisnis berbasis ekonomi hijau atau korporasi yang berhasil mendorong ataupun mengembangkan program CSR berwawasan lingkungan, dibandingkan pada produk UMKM dan korporasi yang kurang berwawasan lingkungan. Mari kita lihat contoh kasus potensi produk-produk unggulan ekspor Indonesia yang dapat didorong untuk lebih berwawasan lingkungan, dengan mengurangi limbah 

produknya menjadi bernilai ekonomis, sehingga tidak merusak lingkungan. Produk unggulan ekspor Indonesia seperti udang dan kelapa sawit memiliki potensi pengembangan limbah produknya bernilai ekonomis.

Limbah produk ekspor udang laut Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi dengan menjadikannya bahan pembuat pupuk. Limbah udang yang diekspor unggul karena dijual sebagai udang ready to cook atau eat, dapat diolah menjadi bahan campuran pupuk organik. Pupuk organik yang diproduksi secara masif dapat membantu pemenuhan pupuk yang sempat mahal di akhir tahun 2021 dan awal 2022. Kelangkaan pupuk dikala itu berdampak pada kebutuhan jagung untuk pakan para peternak ayam. Hal ini berefek domino karena menjadi faktor penyebab tingginya harga ayam dan telur di pasaran. Pupuk organik dapat menjadi pupuk alternatif dari kelangkaan pupuk kimia. Hal ini menjadi solusi persoalan inflasi satu komoditas pokok hanya dengan menciptakan satu produk dari limbah produk unggulan ekspor yang mencemari lingkungan. Dan menjadi salah satu contoh bahwa value added berwawasan lingkungan pada produk unggulan Negeri yang menghasilkan solusi yang dapat membantu persoalan fiskal dan moneter.

Sinergi peran otoritas fiskal dan moneter dalam melakukan akselerasi penerapan ekosistem ekonomi hijau di Indonesia sangat dibutuhkan guna berpacu dengan dampak perubahan iklim yang semakin terasa akhir-akhir ini. Indonesia diklaim oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dapat memimpin dunia dalam pembangunan energi bersih dengan melakukan reformasi terhadap mobilisasi investasi di bidang energi terbarukan dan efisiensi energi. Akselerasi penerapan ekonomi hijau di Indonesia secara menyeluruh dapat dimulai dengan melakukan pilot project di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam hal ini, Bank Indonesia bersama dengan OJK dapat bersinergi mendukung gerakan ekonomi berwawasan lingkungan yang diterapkan dengan baik di Kabupaten Banyuwangi setelah mengalami transformasi sejak 2010, dengan menerapkan pembiayaan berwawasan lingkungan di daerah tersebut.

Transformasi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Berprestasi di Ujung Timur Pulau Jawa

Kabupaten Banyuwangi sempat menjadi kabupaten yang terpinggirkan dengan tingkat kemiskinan yang berhasil diturunkan sebelum periode 2010 sebesar 20.09% menjadi 7.5% penurunan angka kemiskinan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas oleh peran Bupati yang menjabat kala itu, yakni Bapak Abdullah Azwar Anas.

Transformasi yang dilakukan oleh Abdullah Azwar Anas selama menjadi Bupati di Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu 10 tahun. Pada masa kepemimpinannya, transformasi yang dilakukan tidak dapat dilepaskan dari elemen perubahan yang gencar ia canangkan di keseluruhan SKPD Kabupaten Banyuwangi, yakni: i) inovasi, ii) kolaborasi kreatif dan iii) strategi marketing. Inovasi digencarkan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, lingkungan, kesehatan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan hingga tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.

Selama periode 2010 hingga 2021, perubahan Banyuwangi dari kota miskin di Indonesia, sempat pula mendapatkan stigma buruk sebagai kota santet, telah berubah menjadi kota yang berhasil mengembangkan diri dalam hal pariwisata dan mengalami kemajuan ekonomi berwawasan lingkungan. Kabupaten Banyuwangi yang merupakan lumbung pangan dapat menjadi salah satu kawasan wisata bertaraf Internasional dengan peningkatan ekonomi yang signifikan. Program International Tour de Banyuwangi Ijen yang diselenggarakan secara Internasional mendapatkan nilai istimewa dari UCI pada tahun 2014, 2015, 2017 dan 2019 dengan serapan APBN sebesar 0%. Strategi yang dilakukan oleh Azwar Annas adalah kerjasama dengan berbagai pihak yang berasal dari pengusaha, perbankan dan universitas. Kita bisa melihat dari penyelenggaraan kegiatan International Tour de Banyuwangi Ijen. Kegiatan bertaraf Internasional ini dilakukan dengan kolaborasi dari berbagai pihak, dengan menggerakan Dinas PU CKPP, Dinas LH, Polisi dan Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi UMKM, Bagian Humas dan Bagian Umum.

Kami mengarahkan pembangunan di Banyuwangi sesuai dengan jati diri dan potensi yang dimiliki. Ketika mendapat Amanah untuk memimpin Banyuwangi, kami tidak menjadikan pembangunan pusat perbelanjaan sebagai salah satu tolok ukur kesuksesan. Bagi kami, mal bukan simbol kemajuan daerah. Ketika pendapatan per kapita Banyuwangi masih 20.8 juta rupiah pada 2010, kami melarang mal dibangun di tengah kota", Azwar Anas (2019)

Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi melakukan strategi pembenahan yang menyeluruh dengan mengedepankan prinsip-prinsip berwawasan lingkungan di setiap SKPD, pun aktivitas di sekitar masyarakatnya. Bapak Azwar Anas ketika itu mengawal transformasi di pemerintahan Banyuwangi dengan strategi berikut ini:

  • Pembangunan terintegrasi satu dengan yang lainnya

Pembangunan Kawasan yang dikemas terintegrasi satu sama lain dengan mendaftarkan potensi wisata alam Banyuwangi pada penghargaan Internasional. Pemerintahan Banyuwangi mengintegrasikan wisata pantai G-Land di Hutan Alas Purwo dengan wisata alam di Kawah Ijen dan Sukamade. Pada tahun 2016, Kawasan Taman Nasional Alas Purwo, berada di pelosok terpencil di ujung Tenggara pulau Jawa, menjadi Kawasan Wisata Premium Banyuwangi24. Kawasan wisata ini menarget wisatawan mancanegara dan disebut dengan Cagar Alam Blambangan.

Selain itu, pembenahan lainnya selama masa tranformasi di Banyuwangi dilakukan dengan membentuk tim solid dengan menguatkan inovasi produk pelayanan untuk masyarakat. Azwar Anas menyatakan bahwa transformasi dapat dilakukan dengan adanya superteam bukan superman. Pemerintahan Banyuwangi mendirikan Mal Pelayanan Publik Masyarakat dengan 199 ratusan layanan dalam satu lokasi dan setiap hari ada sekitar 910 warga menikmati layanan mal tersebut. Tercatat pada tahun 2019 ada 384.079 dokumen dan izin diterbitkan oleh Pemerintahan Banyuwangi.

  • Penerapan ecotourism yang menggali ciri khas budaya setempat dalam penyelenggaran festival dan menerapkan unsur kelestarian lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun