Mohon tunggu...
Marisa Isman
Marisa Isman Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 AGAM

Saya adalah seorang guru seni budaya yang hobby bernyanyi dan bermain musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi CapCut untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap lagu nasional pada mata pelajaran seni budaya kel

10 Januari 2025   13:53 Diperbarui: 10 Januari 2025   14:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Namun, pada kenyataannya, penguasaan siswa terhadap lagu-lagu nasional masih sangat rendah. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sebagian besar siswa kelas 7 di MTs Negeri tidak memiliki pemahaman yang baik tentang lagu nasional, baik dari segi melodi, lirik, maupun makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minimnya frekuensi pemutaran atau pengajaran lagu nasional di sekolah. Bahkan, pada saat upacara bendera, lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dan lagu nasional lainnya sering kali hanya dimainkan dalam bentuk instrumental oleh korsik drumband tanpa melibatkan paduan suara siswa. Situasi ini menyebabkan siswa kurang terbiasa mendengar, apalagi memahami, lagu-lagu nasional.

Hasil studi awal menunjukkan bahwa sebagian besar siswa bahkan tidak hafal lirik "Indonesia Raya" secara lengkap, padahal lagu ini merupakan lagu kebangsaan Indonesia yang seharusnya dikuasai oleh setiap warga negara. Ketidaktahuan ini tidak hanya terbatas pada lagu "Indonesia Raya," tetapi juga mencakup lagu-lagu nasional lainnya, seperti "Hari Merdeka," "Garuda Pancasila," dan "Tanah Airku." Padahal, lagu-lagu ini mengandung pesan moral dan semangat kebangsaan yang sangat relevan untuk ditanamkan pada generasi muda. Menurut Soetomo (2013), lagu-lagu nasional mengandung nilai-nilai perjuangan, persatuan, dan kebanggaan yang dapat membentuk karakter siswa jika diajarkan secara menyeluruh.

Kemajuan teknologi memaksa kita untuk meningkatkan kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkannya. Proses pembelajaran akan menjadi sangat menarik jika para pendidik menyajikan materi dengan konsep kekinian atau modern. Karena jika para pendidik masih menggunakan teknik konvensional, hal tersebut akan membuat peserta didik kurang termotivasi dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar di kelas menjadi sangat membosankan. Hal ini didukung oleh penelitian Arsyad (2011), yang menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Salah satu solusi yang dapat diimplementasikan adalah pengembangan media pembelajaran berbasis video. Video pembelajaran memiliki keunggulan dalam menyampaikan materi secara visual dan audio secara bersamaan, sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Media ini juga memungkinkan penyajian materi secara interaktif, menarik, dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan menggunakan video pembelajaran, guru dapat menyisipkan lirik, melodi, serta narasi tentang sejarah dan makna lagu nasional secara terpadu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Arsyad, 2011).

Untuk mendukung pengembangan video pembelajaran ini, aplikasi CapCut akan digunakan sebagai alat utama dalam proses produksi. CapCut dipilih karena kemudahan penggunaannya serta fitur-fiturnya yang memungkinkan pembuatan video yang menarik dan profesional. Dengan aplikasi ini, video pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian siswa sekaligus memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Fitur-fitur seperti pengeditan audio, efek visual, serta penyisipan teks akan dimanfaatkan secara optimal untuk menyajikan materi lagu nasional secara jelas dan menarik.

Yang menjadi model dalam video pembelajaran ini adalah guru seni budaya itu sendiri. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa guru merupakan figur panutan yang ideal bagi siswa. Sebagai pendidik, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai contoh nyata yang dapat menginspirasi siswa. Dengan menjadi model dalam video, guru dapat menunjukkan teknik bernyanyi yang baik, sikap percaya diri, serta semangat kebangsaan yang ingin ditanamkan pada siswa. Kehadiran guru dalam video juga dapat menciptakan kedekatan emosional antara siswa dan materi pembelajaran, sehingga siswa merasa lebih terhubung dan termotivasi untuk belajar.

Pengembangan video pembelajaran ini juga bertujuan untuk mendukung himbauan pemerintah dalam memperkuat pendidikan karakter melalui seni budaya. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, disebutkan bahwa setiap warga negara wajib menghormati dan memahami lagu kebangsaan serta lagu nasional sebagai identitas bangsa. Upaya ini sangat penting untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap Indonesia sejak usia dini.

Dengan latar belakang ini, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan video pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas 7 di MTs Negeri terhadap lagu nasional. Melalui media ini, diharapkan siswa dapat mengenal, memahami, dan menghargai lagu-lagu nasional sebagai bagian dari warisan budaya bangsa. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperbaiki kualitas pembelajaran seni budaya, khususnya dalam aspek bernyanyi lagu nasional.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Menurut Borg and Gall (1983), metode R&D adalah pendekatan sistematis yang bertujuan untuk mengembangkan dan menguji produk atau program pendidikan yang inovatif sebelum diterapkan secara luas. Dalam konteks ini, produk yang dikembangkan adalah video pembelajaran berbasis aplikasi CapCut untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap lagu nasional.

Untuk proses pengembangannya, digunakan model ADDIE, yang merupakan akronim dari lima tahap utama: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Model ini banyak digunakan dalam pengembangan produk pendidikan karena sifatnya yang sistematis dan terstruktur (Branch, 2009).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun