Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Langit Merah di Atas Cinta

29 Oktober 2024   07:58 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi kita sudah membahas ini sebelumnya, kan? Kita harus saling mendukung. Ini adalah perjalanan hidupmu," Melati berkata, berusaha tetap tegar.

Malam itu berakhir dengan ketidakpastian. Melati kembali ke rumahnya, merasa hati ini remuk redam. Ia ingin Rian bahagia, tetapi ia juga merasa takut kehilangan sosok yang begitu berarti dalam hidupnya. Ia duduk di beranda, melihat langit malam yang dipenuhi bintang, mengingat semua kenangan indah bersama Rian.

Keesokan harinya, Melati menerima pesan dari Rian. "Aku sudah memutuskan. Aku akan mengambil tawaran itu. Tapi aku berjanji, aku akan kembali untukmu. Kita akan bersama lagi."

Melati tersenyum sambil menahan air mata. Ia tahu keputusan Rian adalah yang terbaik, tetapi perpisahan itu tetap menyakitkan. "Aku akan menunggumu, Rian. Mimpi kita belum selesai," balas Melati.

Setelah kepergian Rian, Melati merasa ada bagian yang hilang dari hidupnya. Ia kembali fokus pada studinya dan mencoba untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Rian. Hari-hari berlalu, dan meskipun Melati berusaha tersenyum, hatinya tetap merindukan Rian.

Bertahun-tahun kemudian, saat Melati sudah menyelesaikan pendidikan dan mulai bekerja di sebuah lembaga pemerintah, ia menerima kabar bahwa Rian akan kembali ke Sinar untuk merayakan kesuksesannya. Hatinya berbunga-bunga.

"Rian akan kembali!" serunya, mengingat semua kenangan indah mereka. Ia memutuskan untuk merayakan kedatangan Rian dengan mengadakan pesta kecil di rumahnya. Melati mengundang teman-teman dekatnya dan mempersiapkan segalanya dengan penuh semangat.

Hari pesta tiba, dan Melati merasa berdebar-debar. Ia ingin menunjukkan kepada Rian bahwa ia telah tumbuh menjadi seseorang yang mandiri dan sukses. Saat Rian tiba, senyumnya menerangi seluruh ruangan.

"Melati!" teriak Rian, memeluknya dengan erat. "Kamu terlihat luar biasa!"

"Terima kasih, Rian. Aku senang kamu kembali!"

Pesta berlangsung meriah, dengan tawa dan cerita yang mengalir. Rian menceritakan perjalanan hidupnya di luar negeri, sementara Melati membagikan pengalamannya di dunia kerja. Namun, di tengah kesenangan itu, Melati merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diri Rian. Ia merasa Rian semakin matang dan bijaksana, tetapi juga sedikit menjauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun