Tara mengangguk, air mata mulai menggenang di matanya. "Aku juga ingin yang terbaik untukmu. Terima kasih untuk semua kenangan indah."
Mereka berpelukan, merasakan kedamaian saat mengucapkan selamat tinggal. Saat keluar dari kafe, Tara merasa seolah beban di pundaknya telah terangkat.
Setelah pertemuan itu, Tara kembali kepada Kiran dengan semangat baru. Mereka menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita dan tawa. Tara merasa lebih kuat, lebih mampu untuk mencintai tanpa merasa bersalah.
Suatu malam, saat hujan turun lembut, Kiran membawanya ke taman. "Tara, aku sudah memikirkan tentang kita. Aku ingin kita mengambil langkah selanjutnya."
"Langkah selanjutnya?" tanya Tara, merasa gugup.
"Aku ingin kita tinggal bersama," jawab Kiran dengan mantap.
Tara terkejut, namun hatinya terasa hangat. "Apakah kamu serius?"
Kiran mengangguk. "Aku serius. Aku ingin berbagi hidupku denganmu. Kita bisa membangun masa depan bersama."
Tara merasakan kebahagiaan yang tulus, dan tanpa ragu, ia menjawab, "Aku setuju!"
Mereka merencanakan kehidupan baru bersama, mengatur segala sesuatunya dengan penuh cinta. Tara merasa setiap hari semakin jatuh cinta pada Kiran, dan meskipun hujan sering turun, ia merasa nyaman dengan kehadiran Kiran di sisinya.
Suatu malam, saat hujan deras mengguyur, mereka duduk di beranda rumah baru mereka, menikmati segelas teh hangat. Kiran merangkul Tara, dan ia merasakan rasa aman yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.