Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Oedipus Rex & Sangkuriang

28 November 2021   21:34 Diperbarui: 10 Januari 2023   17:19 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moral:
Pesan utama mitos ini tidak ada orang yang bisa mengelak dari nasibnya. Kelemahan utama Oedipus adalah ketidaktahuannya tentang identitas dirinya sendiri. Maka, tidak ada upaya atau pemikiran yang bisa dilakukan Oedipus untuk mencegah kutuk terjadi padanya. Oedipus menjadi kisah kepahlawanan tragis karena ia tidak bisa bertanggungjawab atas segala kemalangan yang telah digariskan terjadi padanya. Walaupun Oedipus digambarkan sebagai orang memiliki keberanian, kekuatan dan kepemimpinan baik, namun ketidaktahuannya tentang nasib yang telah ditentukan sebelumnya membuatnya terjerat dalam kutukan yang tidak bisa dihindarinya.

Nilai universal lain yang bisa dipetik dari mitos Oedipus adalah tentang manusia bisa jatuh karena kesombongan dan egoisme. Ketika Oedipus tidak mendengarkan Teresias, karena keangkuhan dan sifat menghakimi, akibatnya ia menjadi kurang pertimbangan dan membabi buta. Justru itulah mula kejatuhannya.

Sangkuriang

Dahulu kala, karena kesalahannya, sepasang dewa-dewi dikutuk menjadi hewan di dunia. Si dewi menjadi babi hutan dan di dewa menjadi anjing di hutan. Suatu hari, si babi hutan minum air kencing seorang Raja yang ternyata berisi air maninya. Hal ini mengakibatkan si babi hutan hamil dan melahirkan bayi perempuan. Terkejut mendengar tangis bayi di dalam hutan, si Raja memungut si bayi perempuan dan membesarkannya dengan nama Dayang Sumbi. Ia berkembang menjadi perempuan yang sangat cantik.

Suatu hari, Dayang Sumbi sedang menenun. Tiba-tiba, alat tenun jatuh dari rumah panggungnya. Karena ia seorang puteri, dia dilarang menginjakkan kaki tanpa bantuan dayangnya. Karena kesal dan tidak sabar menunggu alat tenun yang jatuh untuk diambilkan dayang, dia mengucap, "Jika seorang pria mengambilnya, dia akan menjadi suami saya. Jika seorang wanita, dia akan menjadi saudara perempuan saya". Ternyata, seekor anjing jantan mengambilkan untuknya. Untuk menepati kata-katanya, dia menikahi anjing itu dan memanggilnya Tumang. Malu dengan kondisi anaknya, sang Raja membuatkan rumah buat Dayang Sumbi dan Tumang jauh di dalam hutan.

Karena sebenarnya Tumang adalah dewa yang dikutuk menjadi anjing, ia anjing yang sakti. Setiap bulan purnama Tumang bisa berubah menjadi laki-laki sehingga bisa bersama Dayang Sumbi. Setelah lama bersama, akhirnya Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi bernama Sangkuriang. Tetapi Dayang Sumbi tidak pernah memberitahu Sangkuriang siapa ayahnya.

Suatu hari, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang yang berumur sekitar 10 tahun untuk mencari hati Kijang untuk dimasak. Ketika Sangkuriang sedang berburu dengan Tumang di hutan, dia menemukan seekor babi hutan dan hendak membunuhnya. 

Namun, Tumang menghentikannya karena menyadari si babi hutan adalah nenek dari Sangkuriang. Akibatnya si babi lepas dan Sangkuriang marah dan memukul Tumang. Kemarahan Sangkuriang tak sengaja mengakibatkan Tumang luka dan mati. 

Tak ingin pulang tangan kosong, Sangkuriang mengambil hati Tumang dan membawanya untuk ibunya. Setelah hati dimasak dan dimakan, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang memanggil Tumang untuk makan. Sangkuriang akhirnya mengaku bahwa hati yang mereka baru makan adalah Tumang. 

Ketika Dayang Sumbi mengetahui hal itu, dia sangat murka dan memukul keras kepala Sangkuriang dengan centong nasi hingga meninggalkan luka di kepalanya. Ketakutan, Sangkuriang berjanji tidak akan pernah mau kembali ke rumahnya.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang telah menjadi laki-laki dewasa. Ia telah berguru dari berbagai guru yang hebat, maka ia menjadi kuat dan sakti. Namun, ia sudah lupa sama sekali dengan Ibunya. 

Lalu, ia menemukan sebuah rumah di hutan, tempat tinggal seorang perempuan cantik bernama Dayang Sumbi. Mereka jatuh cinta tanpa mengetahui sebenarnya satu-sama lain. Hingga pada sehari sebelum pernikahan mereka, Dayang Sumbi, menyentuh kepala Sangkuriang dan melihat bekas luka di kepalanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun