Mohon tunggu...
Marfi Nasrullah
Marfi Nasrullah Mohon Tunggu... Lainnya - SIswa

dukung saya dengan membaca hasil karya saya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ada Harapan Ditengah Kesengsaraan

13 Februari 2022   17:50 Diperbarui: 13 Februari 2022   18:36 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nak, usaha itu butuh modal yang besar dan peminat yang banyak. Sedangkan ayah hanya bisa mencukupi kebutuhan kalian. Haa lagi pula jualan itu kan naik turun hm" Jawab ayah

"Ayah, maafkan saya bukan untuk maksud menggurui. Jika menurut Rezvan, pemikiran ayah tidak salah. Namun, kurang tepat. Yah, tolong ini bener enak banget. Pasti banyak peminat nya. Yah, aku tu punya ilmu sedikit tentang bisnis dari mata pelajaran IPS. Kalo pengen usaha, modal kecil tapi untung besar itu prinsip Ekonomi nya. Agar bisa berkembang. Yang modal besar aja belum tentu bisa berkembang loo yah. Kita harus coba dulu semua itu" Kata rezvan

"Hm begitu ya nak. Tapi ayah gak punya lahan untuk jualan , lagipula ayah gatau cara promosi dan gak punya jiwa dagang. Haha " Ucap Muhidin yang lansung cemberut kebingungan

"Tenang yah, kalo masalah itu mah nanti aku coba dulu edarkan di sekolah sama Rezvan. Target pasar nya aku coba ke temen-temen aja dulu sama lingkungan sekolah" Kata randika sambil memakan keripik tempe dengan begitu lahap.

"Iya tu yah. Coba aja dulu yu?" Hasut Rezvan

"Hm, yasudah. Tapi ayah hanya punya uang 1,2 jt nak. Apakah cukup? " Tanya muhidin kepada kedua anaknya.

"Nanti aku bikin struktur keuangan yang telah aku pelajari di sekolah, dengan uang yang ayah miliki. Nanti aku kasih tau ya ayah" Jawab Rezvan

"Siap nak. Bapak tunggu secepatnya ya" Ucap ayah yang lansung tersenyum.

Ditengah hujannya malam, Rezvan dan Randika terus belajar. Walau gubuknya sekarang banyak yang bocor, tak membuat mereka berhenti. Rezvan yang telah membuat Struktur keuangan dan siap diberikan ke Ayahnya esok pagi pun telah selesai. 

Ke esokan pagi nya, Rezvan dan Randika yang akan pergi sekolah memberikan kertasnya itu. Lalu mereka pun pergi. Kertas yang berisi singkat pada dan jelas itu sangat dimengerti oleh Muhidin. Muhidin pun segera bergegas ke pasar untuk membeli bahan baku. Dengan bermodalkan hanya 500K dan sisanya 700K untuk persediaan dan jaga jaga. Muhidin sempat ragu bahkan tak memercayai struktur keuangan yang telah dibuat anaknya itu. Namun, Muhidin tetap mencoba dan Muhidin berhasil membuat 50 plastik tempe berukuran sedang. Muhidin sangat kaget, karena prediksi dari anak nya itu bisa setepat ini. Ketika kedua anak kembarnya telah pulang ke rumah mereka segara membantu membereskan bekas produksi keripik tempe nya itu. 

Lalu ke esokan harinya, Rezvan dan Randika membawa keripik nya yang berjumlah 50 itu. Rencana nya 48 bungkus akan dijual. Sedangkan yang 2 bungkusnya akan ia beri secara Cuma-cuma untuk pencicip dan mereka makan berdua. Mereka berdua berhasil menjual 48 bungkus dengan tandas tak tersisa dengan menghasilkan uang 600 ribu karena 1 bungkus plastiknya dihargai 12.500. Teman-teman dan para guru sangat menyukai keripik tempe itu. Guru Ips yaitu pak Asep memesan keripik tempe nya sekitar 100 bungkus, untuk ia jual kembali di toko dan bengkelnya. Ia juga menawarkan kepada Rezvan dan Randika untuk mempelajari ilmu Ekonomi lebih dalam agar bisnisnya bisa terus konsisten dan konstan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun