Mohon tunggu...
Nanik Mardiyanti
Nanik Mardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Nanik Mardiyanti

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar

10 Juni 2024   20:23 Diperbarui: 10 Juni 2024   21:02 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama:Nanik Mardiyanti 

Nim:2022A1H090                                                                                   

Abstrak 

Masalah belajar siswa di SD sangat kompleks dan beragam, seperti kebohongan, absen tanpa izin, pencurian, menyontek, kurangnya disiplin dan motivasi belajar, serta prestasi belajar rendah. Ini tidak selalu disebabkan oleh kurangnya kecerdasan siswa, tetapi lebih karena sikap dan metode belajar yang kurang tepat. Bimbingan belajar di SD bertujuan membantu siswa belajar dengan efektif dan efisien, mencapai perkembangan optimal, dan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk mempersiapkan mereka melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, integrasi kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan dan konseling sangat penting di SD. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah melalui kegiatan belajar yang memiliki nuansa bimbingan. Ini berarti bahwa nilai-nilai layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa bersamaan dengan materi pelajaran atau di sela-sela kegiatan pembelajaran.

Kata kunci:  bimbingan dan konseling, layanan bimbingan belajar, SD 

                                                                                                    Abstract

Students' learning problems in elementary school are very complex and varied, such as lying, absences without permission, theft, cheating, lack of discipline and motivation to learn, and low learning achievement. This is not always caused by a lack of student intelligence, but rather due to inappropriate attitudes and learning methods. Tutoring in elementary school aims to help students learn effectively and efficiently, achieve optimal development, and develop good study habits to prepare them to continue their education to a higher level.

Therefore, the integration of teaching and learning activities with guidance and counseling is very important in elementary schools. One approach that can be used is through learning activities that have a nuance of guidance. This means that the values of tutoring services are provided to students along with lesson material or on the sidelines of learning activities

Key words: guidance and counseling, tutoring services, elementary school

PENDAHULUAN  

Perkembangan globalisasi akan mengubah peran dan fungsi lembaga pendidikan, menantang dunia pendidikan untuk mendampingi siswa melewati perubahan tersebut. Hal ini juga menekankan pentingnya mengantisipasi dampak modernitas dengan menempatkan siswa sesuai konteksnya, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Globalisasi, ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan semakin mempengaruhi masyarakat dan sistem pendidikan. Dalam konteks pendidikan nasional, layanan bimbingan dan konseling disediakan bagi semua tingkatan pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, untuk membantu siswa mengatasi berbagai masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir serta untuk pengembangan diri.

Guru pembimbing dapat berasal dari tiga kelompok, yakni guru khusus bidang bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran yang juga bertugas sebagai pembimbing tambahan, dan guru pembimbing yang juga mengajar. Idealnya, guru pembimbing di sekolah adalah yang memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. Namun, jika tidak ada guru pembimbing di sekolah, guru mata pelajaran dapat mengambil peran sebagai pembimbing.

Pentingnya bimbingan dan konseling di tingkat SD berkaitan erat dengan perkembangan anak pada masa tersebut. SD adalah fase di mana anak mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas dan belajar beradaptasi dengan norma-norma yang berlaku. Mereka juga mulai memahami aturan dan nilai-nilai masyarakat sekolah. Proses pembelajaran di SD sering dilakukan melalui modeling atau pembelajaran sosial, di mana siswa belajar dari mengamati dan meniru tanpa selalu memfilter nilai-nilai dari perilaku yang ditiru. Hal ini menjadi alasan pentingnya layanan bimbingan dan konseling di SD.

Layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar (SD) mencakup bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan tujuan membantu siswa dalam pengembangan pribadi yang religius, mandiri, aktif, kreatif, dan sehat secara jasmani dan rohani. Dalam bimbingan belajar, upaya tersebut ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan persiapan untuk melanjutkan studi.

Peran bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan belajar di SD adalah penting. Tujuannya adalah untuk membantu guru dalam memberikan layanan kepada siswa agar mereka dapat mencapai potensi mereka secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Secara spesifik, peran tersebut mencakup membantu siswa dalam mengenali, memahami, menerima, mengarahkan, dan mengaktualisasikan potensi mereka secara optimal, mengembangkan berbagai keterampilan belajar, menciptakan suasana belajar yang kondusif, dan memahami lingkungan pendidikan.

PEMBAHASAN

A.Pengertian Bimbingan dan Konseling 

Kehadiran layanan bimbingan di sekolah memastikan bahwa setiap siswa mendapat perhatian sebagai individu yang sedang mengalami perkembangan dan juga mendapatkan bantuan dalam mengatasi segala tantangan, kesulitan, dan masalah yang terkait dengan perkembangan mereka.

Menurut Walgito (2004:5), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok individu untuk menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidup mereka, sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan. Sukardi (2000:20) menjelaskan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu atau kelompok agar mereka menjadi mandiri. Pengertian konseling menurut Walgito (2004:7) adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam menyelesaikan masalah hidup mereka melalui wawancara dan metode yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dengan tujuan mencapai kesejahteraan hidup.

Konseling, seperti yang dijelaskan sebelumnya, merupakan bantuan yang diberikan kepada individu melalui wawancara untuk membantu mereka menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehingga mencapai kesejahteraan, pemahaman diri, dan pengembangan potensi, dan bantuan ini dapat diberikan oleh petugas bimbingan dan konseling.

Dengan mempertimbangkan beberapa definisi yang diajukan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa:

a. Bimbingan konseling adalah proses memberikan bantuan secara sistematis dan berkesinambungan dari pembimbing kepada individu yang dibimbing.

b. Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mencapai kemampuan optimal, pemahaman diri, kemampuan mengarahkan diri sendiri, mengatasi masalah, dan beradaptasi dengan lingkungan, serta membuat keputusan yang bijaksana dalam merencanakan masa depan.

c. Untuk memberikan bantuan ini, diperlukan personil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keahlian khusus, serta pengalaman yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.

Dengan demikian, layanan bimbingan di sekolah harus dilakukan oleh petugas profesional, yaitu guru pembimbing yang ada di sekolah.

B.Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Seperti yang telah diketahui, siswa di Sekolah Dasar (SD) merupakan individu yang berusia antara enam hingga dua belas tahun, yang dalam tugas perkembangannya berada pada rentang masa kanak-kanak hingga awal remaja. Dalam menghadapi fase perkembangan tersebut, siswa SD sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak, sering kali menghadapi tantangan dan kesulitan yang memerlukan bantuan dari orang lain, terutama orang tua dan pendidik mereka.

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar (SD) memiliki ruang lingkup yang terbagi menjadi empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung, seperti yang dijelaskan oleh Prayitno (1997: 61). Keempat fungsi tersebut mencakup pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pengembangan/pemeliharaan. Adapun keempat bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tujuh jenis layanan mencakup orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung termasuk aplikasi instrumentasi, pengumpulan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

Dengan menempatkan konselor di SD, diharapkan guru dapat terbantu dalam membimbing siswa. Layanan bimbingan dan konseling di SD bertujuan untuk membantu siswa mengatasi permasalahan dan kesulitan, baik yang berkaitan dengan perkembangan maupun pembelajaran.

C.Problematika Belajar Siswa di SD

Belajar merupakan upaya untuk mencapai perilaku yang diharapkan, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil dari proses belajar tercermin dalam penguasaan materi pelajaran, penggunaan pengetahuan dan keterampilan, serta kemampuan dalam menilai sikap dan perilaku dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses psiko-fisik menuju pengembangan pribadi yang menyeluruh (Sardiman, 2012: 20).

Dalam praktiknya, proses pendidikan dan belajar siswa sering kali tidak berjalan mulus dan selalu menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan belajar siswa memiliki kompleksitas dan variasi yang luas, mulai dari perilaku tidak jujur, bolos, hingga masalah kedisiplinan, motivasi belajar rendah, dan kesulitan penyesuaian diri. Permasalahan ini tidak selalu disebabkan oleh kekurangan kecerdasan siswa, tetapi seringkali oleh pendekatan dan metode belajar yang kurang tepat. Perubahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat, yang menuntut peran bimbingan dan konseling belajar yang lebih besar, terutama bagi siswa di Sekolah Dasar (SD).

D.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar 

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:79), ada beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yang akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Faktor Internal:

  • Kesehatan: penyakit, kondisi kurang sehat, atau cacat tubuh.
  • Kecerdasan: tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi siswa.
  • Kesehatan Mental: kondisi kesehatan mental siswa.
  • Tipe Belajar: preferensi siswa dalam metode pembelajaran.

b. Faktor Eksternal:

  1. Faktor Keluarga:

    • Pola pengasuhan: metode pendidikan orang tua, hubungan orang tua-anak, serta contoh atau bimbingan yang diberikan oleh orang tua.
    • Lingkungan Rumah: suasana rumah atau keluarga, serta kondisi ekonomi keluarga, termasuk baiknya kondisi ekonomi, apakah keluarga kurang mampu atau terlalu kaya.
  2. Faktor Sekolah:

    • Peran guru: kualitas guru dalam mengajar.
    • Fasilitas: ketersediaan fasilitas dan kondisi gedung sekolah.
    • Kurikulum: kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan siswa.
    • Waktu Sekolah: jumlah waktu yang tersedia untuk pembelajaran.
    • Disiplin: tingkat disiplin di sekolah.

c.Faktor Media Massa dan Lingkungan Sosial:

  • Pengaruh media massa seperti bioskop, televisi, majalah, dan komik.
  • Interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan sosial sekitar, termasuk tetangga dan aktivitas masyarakat lainnya.

Yusuf dan rekan-rekan (2004:63) melampirkan faktor-faktor yang dapat menghambat kesuksesan belajar sebagai berikut:

a. Faktor internal termasuk:

  1. Kemampuan belajar yang rendah,
  2. Motivasi belajar yang rendah,
  3. Kesehatan yang buruk,
  4. Sikap pesimis,
  5. Sikap negatif terhadap pelajaran,
  6. Kebiasaan buruk (malas) dalam belajar,
  7. Gangguan panca indra yang menghambat proses belajar,
  8. Mengalami stres.

b. Faktor eksternal termasuk:

  1. Kurangnya fasilitas belajar yang memadai,
  2. Teman sebaya yang tidak termotivasi belajar,
  3. Ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga,
  4. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif,
  5. Interaksi yang tidak harmonis antara siswa dan guru,
  6. Kurangnya struktur dalam proses belajar,
  7. Kurang lengkapnya fasilitas belajar.

Faktor-faktor tersebut, baik internal maupun eksternal, saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar. Dalam proses pembelajaran, seseorang pasti akan mengalami tantangan dan kegagalan, sehingga faktor-faktor yang menghambat kesuksesan belajar harus ditangani sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang mengalami kesulitan, serta kepada siswa yang tidak menghadapi kesulitan dalam proses pembelajaran mereka. Selain itu, layanan juga perlu diberikan kepada siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik atau buruk, sehingga dapat membantu mereka mengatasi tantangan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

E.Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Belajar di SD 

Pelaksanaan bimbingan belajar di Sekolah Dasar (SD) secara umum dipengaruhi oleh karakteristik siswa SD dan karakteristik pembelajaran. Berdasarkan kedua aspek tersebut, pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar di SD cenderung mengarah kepada tiga pendekatan, yaitu bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan kegiatan pembelajaran yang memiliki nuansa bimbingan.

a. Bimbingan kelompok merupakan proses memberikan bantuan kepada siswa dalam bentuk kelompok. Jumlah anggota bimbingan kelompok biasanya berkisar antara 20-35 orang, 15-20 orang, dan paling efektif antara 5-15 orang (Romlah, 2006:3). Di SD, bimbingan kelompok sering menjadi bagian integral dari kegiatan pembelajaran untuk membentuk sikap pribadi, sosial, dan belajar.

b. Konseling kelompok menjadi salah satu kegiatan populer dalam layanan bimbingan dan konseling, terutama untuk meningkatkan konsep diri siswa (Gibson & Marianne, 2010: 545). Konseling kelompok lebih menitikberatkan pada upaya memperbaiki masalah belajar siswa karena kebiasaan belajar yang salah seringkali berasal dari konsep diri yang kurang tepat. Dalam konseling kelompok, siswa sering menghadapi krisis belajar atau masalah belajar yang bersifat sementara dan situasional.

F. Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar di SD

Penerapan layanan bimbingan dan konseling belajar di Sekolah Dasar (SD) didasarkan pada pencapaian tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai. Berikut ini adalah dasar kerja bimbingan belajar dan tujuannya dengan mengacu pada tugas dan aspek-aspek perkembangan serta kematangan intelektual. Pengembangan aspek kematangan intelektual secara rinci dibagi menjadi tiga tingkatan:

a. Pengetahuan (kognitif), di mana siswa mengetahui, mengenal, dan memahami berbagai konsep tentang perilaku belajar yang baik. b. Akomodasi (afektif), di mana siswa menerima dan menginternalisasi pengetahuan tentang belajar yang baik dalam bentuk sikap-sikap belajar yang menunjukkan cara belajar dan kebiasaan belajar yang baik. c. Perilaku (psikomotorik), di mana siswa aktif terlibat dalam mewujudkan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran.

Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling belajar di SD dilakukan melalui jenis-jenis layanan berikut:

Aplikasi layanan bimbingan belajar di SD, yang mencakup kegiatan:

a. Layanan orientasi, yang bertujuan mengenalkan siswa terkait lingkungan sekolah, perpustakaan, ruang guru, administrasi, serta personil guru dan karyawan.

b. Layanan informasi, yang memberikan penjelasan tentang tata tertib sekolah, jadwal pelajaran, dan aktivitas belajar mengajar.

c. Layanan penempatan dan penyaluran, yang berkaitan dengan penempatan kelas dan posisi duduk dalam kelas.

d. Layanan bimbingan cara belajar (klasikal, kelompok, individual), yang penting untuk disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran yang dipelajari.

e. Layanan pengumpulan data, termasuk data biodata siswa, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, prestasi belajar, dan kesehatan.

f. Layanan tampilan pustaka (bibliografi), yang menonjolkan kelengkapan buku-buku perpustakaan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Aplikasi layanan konseling belajar di SD, meliputi kegiatan:

a. Layanan konseling kelompok dan individual untuk memecahkan masalah disiplin belajar, cara belajar, manajemen waktu, dan sebagainya.

b. Layanan konsultasi dengan pihak yang dianggap memiliki pengetahuan tentang siswa, seperti kepala sekolah dan orang tua.

c. Layanan konferensi kasus, melibatkan seluruh unsur pendidikan untuk memecahkan masalah individu atau kelompok.

d. Layanan kunjungan rumah (home visit), untuk mendapatkan data riil dan pendapat orang tua, tetangga, dan saudara siswa tentang aktivitas belajar dan masalah lainnya.

e. Layanan alih tangan kasus (reveral), untuk menangani masalah siswa di luar kewenangan atau tanggung jawab guru.

G. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan Belajar      Di SD

Pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu negara tak terbantahkan. Tingkat pendidikan suatu negara sangat mempengaruhi kemajuannya, sehingga setiap negara berupaya meningkatkan sistem pendidikannya. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sekolah harus menyediakan pendidik berkualitas guna meningkatkan mutu pendidikan. Namun, kegiatan belajar-mengajar tak berdiri sendiri, banyak faktor yang terkait, termasuk bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling memegang peran penting dalam membantu siswa mengembangkan diri untuk masa depannya. Salah satu peran guru bimbingan dan konseling adalah menciptakan suasana belajar yang bernuansa bimbingan konseling. Meskipun di SD, bimbingan konseling tidak disediakan secara spesifik seperti di SMP dan SMA, guru kelas bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada seluruh siswa.

Menurut Prayitno (1997:35-36), layanan bimbingan konseling mencakup layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Guru SD harus melaksanakan ketujuh layanan tersebut agar dapat mengatasi permasalahan siswa sedini mungkin dan meningkatkan prestasi belajar mereka.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam bimbingan konseling belum optimal karena beban kerja yang tinggi. Oleh karena itu, integrasi kegiatan belajar-mengajar dengan bimbingan konseling di SD penting. Prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar yang bernuansa bimbingan antara lain menciptakan iklim kelas yang kondusif, memperlakukan siswa dengan penuh penghargaan, memahami setiap permasalahan siswa, memberikan bantuan sesuai kebutuhan, dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai.

Bimbingan belajar bertujuan membantu siswa mencapai keberhasilan belajar optimal. Strategi bimbingan belajar meliputi kelompok belajar, informasi cara belajar yang efektif, pengaturan jadwal belajar, dan lainnya. Tujuan bimbingan dan konseling belajar di SD adalah membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

Peran bimbingan dan konseling belajar di SD diharapkan semakin meningkat melalui kerjasama antara guru kelas dan guru bimbingan. Dengan penerapan fungsi, bidang, layanan, dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, diharapkan siswa yang mengalami masalah dapat terbantu dan siswa lainnya juga dapat mendapat manfaat dari peningkatan layanan tersebut. Ini dilakukan dengan memberikan layanan bimbingan belajar bersamaan dengan materi pelajaran.

PENUTUP

KESIMPULAN

Di tingkat Sekolah Dasar, bimbingan konseling tidak diberikan secara khusus oleh guru bimbingan dan konseling seperti di SMP dan SMA. Guru kelas memiliki tanggung jawab menyeluruh, termasuk memberikan layanan bimbingan konseling kepada seluruh siswa tanpa terkecuali, selain menyampaikan materi pelajaran. Guru kelas sangat vital dalam perkembangan siswa, terutama dalam hal belajar.

Namun, di lapangan, terutama di SD, peran guru kelas dalam bimbingan konseling belum optimal karena beban kerja yang tinggi. Maka, tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa menyesuaikan diri dalam belajar sehingga mereka dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan masing-masing dan mencapai perkembangan optimal.

Tujuan khususnya adalah membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, mencapai cara belajar yang efisien dan efektif, mempelajari dan menggunakan buku pelajaran, menyiapkan tugas sekolah, ulangan, dan ujian, serta merencanakan jadwal belajar mereka. Oleh karena itu, integrasi kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan konseling di SD sangat penting.

Layanan bimbingan dan konseling memiliki peran besar dalam membantu siswa mengembangkan diri mereka untuk masa depan. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan, dengan memberikan nilai-nilai layanan bimbingan belajar kepada siswa di sela-sela atau bersamaan dengan materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA  

Ahmadi, Abu  dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Gibson, Robert L & Marianne H. Mitchell. 2010. Bimbingan dan Konseling: edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, Dede Rahmat dan Herdi. 2013. Bimbingan dan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Irham, Muhammad dan Novan Ardi Wiyani. 2014. Bimbingan dan Konseling: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Juntika, Nurihsan. 2011. Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Press.

Marsudi, saring dkk. 2003. Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

0XDZDQDK (OIL GDQ 5LID +LGD\DK   Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah 

Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling Dalam berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Padang:  Penebar Aksara.

Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Sukardi, Dewa Ketut.  2000.  Pengamatan Pelaksanaan Program Bimbingan di Sekolah.  Jakarta:  Rineka Cipta.

Walgito, Bimo.  2004.  Bimbingan dan Konseling.  Yogyakarta:  Penerbit Andi.

Yusuf, Syamsu dkk. 2004. Pengembangan Diri Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa.

Bandung: UPI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun