a. Bimbingan konseling adalah proses memberikan bantuan secara sistematis dan berkesinambungan dari pembimbing kepada individu yang dibimbing.
b. Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mencapai kemampuan optimal, pemahaman diri, kemampuan mengarahkan diri sendiri, mengatasi masalah, dan beradaptasi dengan lingkungan, serta membuat keputusan yang bijaksana dalam merencanakan masa depan.
c. Untuk memberikan bantuan ini, diperlukan personil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keahlian khusus, serta pengalaman yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.
Dengan demikian, layanan bimbingan di sekolah harus dilakukan oleh petugas profesional, yaitu guru pembimbing yang ada di sekolah.
B.Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Seperti yang telah diketahui, siswa di Sekolah Dasar (SD) merupakan individu yang berusia antara enam hingga dua belas tahun, yang dalam tugas perkembangannya berada pada rentang masa kanak-kanak hingga awal remaja. Dalam menghadapi fase perkembangan tersebut, siswa SD sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak, sering kali menghadapi tantangan dan kesulitan yang memerlukan bantuan dari orang lain, terutama orang tua dan pendidik mereka.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar (SD) memiliki ruang lingkup yang terbagi menjadi empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung, seperti yang dijelaskan oleh Prayitno (1997: 61). Keempat fungsi tersebut mencakup pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pengembangan/pemeliharaan. Adapun keempat bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tujuh jenis layanan mencakup orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung termasuk aplikasi instrumentasi, pengumpulan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Dengan menempatkan konselor di SD, diharapkan guru dapat terbantu dalam membimbing siswa. Layanan bimbingan dan konseling di SD bertujuan untuk membantu siswa mengatasi permasalahan dan kesulitan, baik yang berkaitan dengan perkembangan maupun pembelajaran.
C.Problematika Belajar Siswa di SD
Belajar merupakan upaya untuk mencapai perilaku yang diharapkan, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil dari proses belajar tercermin dalam penguasaan materi pelajaran, penggunaan pengetahuan dan keterampilan, serta kemampuan dalam menilai sikap dan perilaku dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses psiko-fisik menuju pengembangan pribadi yang menyeluruh (Sardiman, 2012: 20).
Dalam praktiknya, proses pendidikan dan belajar siswa sering kali tidak berjalan mulus dan selalu menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan belajar siswa memiliki kompleksitas dan variasi yang luas, mulai dari perilaku tidak jujur, bolos, hingga masalah kedisiplinan, motivasi belajar rendah, dan kesulitan penyesuaian diri. Permasalahan ini tidak selalu disebabkan oleh kekurangan kecerdasan siswa, tetapi seringkali oleh pendekatan dan metode belajar yang kurang tepat. Perubahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat, yang menuntut peran bimbingan dan konseling belajar yang lebih besar, terutama bagi siswa di Sekolah Dasar (SD).