Aku sesenggukan menahan isak. Waktu bagai berdetak cepat, perlahan jemarinya terlepas dari tanganku. Tampak nafasnya sedikit memberat, sudut matanya menatapku sekilas, lalu berhenti sama sekali. Kupeluk erat tubuhnya yang masih hangat. Kini tangisku pecah tak terbendung lagi. Purnamaku telah pergi, secepat ini.Â
***Â
Bunga kamboja berguguran dari tangkainya. Kami berdoa dengan hidmat di pusaranya. Saling menggenggam untuk menguatkan dan mengenang seratus hari kepergiannya. Bersama Mas Ardi, penjagaku menggantikan ayah. Bahkan hingga menjelang akhir hayat, ayah menyiapkan putri tercintanya, seorang pendamping yang sangat baik dan penuh cinta.Â
Terima kasih, Ayah.Â
Proling Jumat 23 Oktober 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI