Mohon tunggu...
Abdurohman Sani
Abdurohman Sani Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dengan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menembus Dinding Konvensional

5 Agustus 2024   22:47 Diperbarui: 5 Agustus 2024   22:47 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Salah satu kunci keberhasilan taktik gerilya ini adalah pemanfaatan kecepatan dan mobilitas pasukan kavaleri Muslim. Pasukan Romawi, yang terdiri dari infanteri berat dan kavaleri yang kurang mobile, kesulitan menyesuaikan diri dengan serangan cepat dan tak terduga dari pasukan Muslim. Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid menggunakan kavaleri ringan untuk melakukan serangan mendadak pada titik-titik lemah dalam formasi Romawi, menyebabkan kekacauan dan kebingungan di barisan musuh.

Serangan-serangan ini dirancang untuk mengeksploitasi kelemahan musuh dan memanfaatkan keunggulan mobilitas pasukan Muslim. Dengan menyerang dan kemudian segera mundur sebelum pasukan Romawi dapat bereaksi, pasukan Muslim berhasil melemahkan moral dan disiplin pasukan musuh. Serangan ini tidak hanya menghancurkan formasi Romawi tetapi juga mengganggu komunikasi dan koordinasi di antara mereka.

Abu Ubaidah juga memanfaatkan medan pertempuran dengan cerdas. Pasukan Muslim sering kali memilih untuk beroperasi di medan yang sulit diakses oleh pasukan Romawi yang lebih berat. Dengan menggunakan medan yang berbukit dan berliku, pasukan Muslim dapat bergerak dengan cepat dan mendekati musuh dari arah yang tidak terduga. Taktik ini menyebabkan pasukan Romawi sering kali terjebak dalam posisi yang sulit, di mana mereka tidak dapat memanfaatkan keunggulan jumlah dan perlengkapan mereka.

Selain serangan langsung, Abu Ubaidah juga menggunakan taktik pengalihan untuk mengecoh musuh. Dengan mengirim kelompok kecil kavaleri untuk menyerang titik-titik tertentu, ia berhasil menarik perhatian dan sumber daya musuh ke area tersebut, sementara pasukan utama Muslim menyerang dari arah yang berbeda. Taktik ini menciptakan kebingungan dan memaksa pasukan Romawi untuk membagi kekuatan mereka, membuat mereka rentan terhadap serangan yang lebih besar dan terkoordinasi.

Kombinasi dari serangan cepat, mobilitas tinggi, pemanfaatan medan, dan taktik pengalihan ini membuktikan keefektifan strategi gerilya dalam menghadapi musuh yang lebih besar dan lebih kuat. Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid berhasil mengeksploitasi kelemahan pasukan Romawi dan mengubah kekuatan kecil mereka menjadi keunggulan taktis yang menentukan.

Kemenangan dalam Perang Yarmuk tidak hanya menandai keberhasilan militer yang luar biasa tetapi juga menunjukkan kecerdasan strategis dan kepemimpinan yang luar biasa dari Abu Ubaidah bin Jarrah dan Khalid bin Walid. Melalui penggunaan taktik gerilya dan serangan cepat, mereka berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang jauh lebih besar dan lebih berpengalaman, mengamankan wilayah Syam bagi umat Islam.

Keberhasilan ini memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Kemenangan di Yarmuk membuka jalan bagi penaklukan Damaskus dan kota-kota besar lainnya di wilayah Syam. Ini juga menunjukkan kekuatan dan kehebatan militer pasukan Muslim, menginspirasi banyak wilayah lain untuk menerima Islam dan menjadi bagian dari kekhalifahan yang baru muncul.

Penggunaan taktik gerilya oleh Abu Ubaidah bin Jarrah di Perang Yarmuk menjadi salah satu contoh paling cemerlang dari strategi militer yang inovatif dan efektif dalam sejarah Islam. Ini menunjukkan bahwa kecerdasan, keberanian, dan kemampuan untuk berpikir kreatif dalam medan perang dapat mengatasi keunggulan numerik dan material musuh, membawa kemenangan yang gemilang bagi pasukan yang lebih kecil tetapi lebih terorganisir dan bermotivasi tinggi.

9. Penaklukan Spanyol oleh Tariq bin Ziyad 711 M:

Penaklukan Spanyol oleh Tariq bin Ziyad pada tahun 711 M merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam dan Eropa. Tariq bin Ziyad, seorang jenderal berbakat dari Berber yang berada di bawah komando kekhalifahan Umayyah, memimpin pasukan Muslim menyeberangi Selat Gibraltar untuk menaklukkan Kerajaan Visigoth yang menguasai sebagian besar Semenanjung Iberia. Peristiwa ini tidak hanya membuka jalan bagi kekuasaan Islam di Eropa Barat selama hampir delapan abad, tetapi juga membawa dampak besar dalam hal kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan perkembangan sosial di benua tersebut.

Salah satu tindakan paling terkenal dan berani yang diambil oleh Tariq bin Ziyad adalah membakar kapal-kapalnya setelah pasukannya mendarat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Gibraltar (nama ini sendiri berasal dari Jabal Tariq, atau Gunung Tariq, sebagai penghormatan kepada sang jenderal). Dengan membakar kapal-kapal tersebut, Tariq mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada pasukannya: tidak ada jalan kembali, dan satu-satunya pilihan mereka adalah maju dan menang, atau mati di medan perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun