2. Pengiriman Surat kepada Para Raja dan Kaisar:
  Rasulullah SAW mengirim surat kepada para pemimpin dunia seperti Heraklius (Kaisar Romawi), Kisra (Kaisar Persia), dan Muqawqis (Penguasa Mesir) untuk mengajak mereka masuk Islam. Langkah ini mungkin dianggap aneh atau tidak mungkin berhasil pada saat itu, tetapi itu menunjukkan visi global Rasulullah SAW dan berkontribusi pada penyebaran Islam di luar Jazirah Arab. Surat-surat ini adalah contoh nyata dari diplomasi dan visi global yang melampaui batas-batas geografis.
Tindakan ini bisa saja dianggap aneh atau bahkan tidak mungkin berhasil oleh banyak orang pada saat itu, mengingat perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang sangat besar antara bangsa Arab dan imperium-imperium besar tersebut. Namun, langkah ini mencerminkan visi global dan strategi diplomatik Rasulullah SAW yang luar biasa.
Surat-surat yang dikirim oleh Rasulullah SAW bukan hanya berisi ajakan untuk masuk Islam, tetapi juga menunjukkan etika dan tata krama dalam berdiplomasi. Misalnya, dalam surat kepada Heraklius, Rasulullah SAW memulai dengan salam damai dan menghormati kedudukan Heraklius sebagai pemimpin besar. Surat itu juga menekankan bahwa Islam adalah agama yang membawa kebenaran dan keselamatan. Demikian pula, surat kepada Kisra dan Muqawqis mencerminkan pendekatan yang sopan dan penuh hormat.
Langkah ini juga menunjukkan keberanian dan keyakinan Rasulullah SAW terhadap kebenaran Islam. Mengirim surat kepada para penguasa besar dunia menunjukkan bahwa Islam tidak hanya ditujukan untuk satu kelompok etnis atau wilayah geografis tertentu, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Meskipun tidak semua penguasa merespons dengan menerima ajakan tersebut, tindakan Rasulullah SAW ini tetap memiliki dampak yang signifikan. Heraklius, misalnya, menyambut utusan Rasulullah SAW dengan penuh penghormatan, meskipun akhirnya tidak masuk Islam. Kisra Persia, di sisi lain, merobek surat tersebut dan menolak ajakan itu dengan keras. Namun, tindakan ini menunjukkan bahwa Islam mulai diakui dan diperhitungkan di panggung internasional.
Diplomasi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW melalui surat-surat ini berkontribusi pada penyebaran Islam di luar Jazirah Arab. Surat-surat ini menyampaikan pesan universalitas dan kemanusiaan Islam, yang pada akhirnya menarik perhatian berbagai bangsa dan budaya. Dengan demikian, langkah ini bukan hanya bagian dari strategi politik dan diplomasi, tetapi juga bagian dari visi global dan misi profetik Rasulullah SAW dalam menyebarkan pesan Islam ke seluruh dunia.
3. Penghancuran Berhala di Ka'bah:
Setelah penaklukan Makkah pada tahun 630 M, Rasulullah SAW memerintahkan penghancuran berhala-berhala yang ada di sekitar Ka'bah. Tindakan ini merupakan langkah yang sangat radikal dan signifikan pada masanya, karena berhala-berhala tersebut telah disembah oleh suku-suku Arab selama berabad-abad. Penghancuran berhala ini menegaskan prinsip tauhid (keesaan Allah) dan bertujuan menghapuskan syirik (penyembahan selain Allah) dari pusat ibadah umat Islam.
Menurut catatan Ibnu Ishaq dalam "Sirat Rasul Allah", Rasulullah SAW secara pribadi memimpin proses penghancuran berhala-berhala tersebut. Saat itu, ada sekitar 360 berhala yang ditempatkan di sekitar Ka'bah. Dengan menggunakan tongkat yang dipegangnya, beliau menghancurkan setiap berhala satu per satu sambil mengucapkan, "Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap" (QS Al-Isra: 81). Tindakan ini bukan hanya simbolis tetapi juga praktis, karena menghilangkan pusat-pusat syirik dari tempat yang paling suci dalam Islam.
Langkah ini dianggap sangat berani dan revolusioner karena menghapuskan keyakinan dan praktik-praktik lama yang telah berakar kuat dalam budaya Arab. Orang-orang Arab pra-Islam sangat terikat dengan berhala-berhala mereka, yang tidak hanya berfungsi sebagai objek ibadah tetapi juga sebagai simbol identitas suku dan kekuatan spiritual. Dengan menghancurkan berhala-berhala tersebut, Rasulullah SAW menegaskan bahwa Islam menolak segala bentuk penyembahan selain kepada Allah dan menggantikan keyakinan lama dengan prinsip monoteisme yang murni.