Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kantor Kenangan

17 Oktober 2020   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2020   06:14 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutatap deretan angka di layar monitor. Tiba-tiba aku terkejut dengan suara yang kudengar. Suara rintihan orang menangis! HAHHH???

Kupasang baik-baik telingaku untuk mendengar. Suara rintihan itu makin jelas. Sepertinya datang dari ruangan sebelah, sebuah laboratorium kecil untuk trial produk.

"Ric, dengar nggak?" tanyaku kepada Rico.

Rico terkesiap kemudian menatapku. "Heh? Apaan? Dengar apa? Nggak ada apa-apa kok, Ly! " sahutnya.

"Yakin? Itu suara orang menangis. Jelas banget. Siapa yang menangis ya?" tanyaku kembali. Suara yang kudengar makin nyaring. Tak lama setelah itu lirih kemudian menghilang. Sunyi.

"Heh? Nggak ada ah, aku nggak dengar" sahut Rico. Rasanya gemes sama Rico yang "hah-heh" sedari tadi.

"Coba dengar, Ric... Tuh muncul lagi!" pintaku pada Rico. Kali ini Rico diam dan berusaha mendengarkan.

"Iya kan? dengar kan? suara siapa ya, Ric?" tanyaku bertubi-tubi. Aku yakin Rico juga mendengarnya.

Namun, lagi-lagi ekspresi wajah Rico sama dengan Teti beberapa waktu lalu. "Sudahlah, Ly... biarin saja, " katanya.

"Eh besok aku tukar shift sama mbak Amel ya? Katanya anaknya sakit, jadi mau shift malam biar bisa gantian sama suaminya, " kata Rico lagi. Dia berusaha mengalihkan pembicaraan. Kali ini suara rintihan itu sudah lenyap.

Aku merasa ada yang disembunyikan. Mungkin mau menghiburku supaya tidak ketakutan. Mungkin Rico tahu aku ini penakut. Atau mungkin aku ini yang aneh atau halusinasi? Aku merasa kecil hati, apalagi banyak yang seolah tak percaya dengan yang kudengar atau kualami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun