Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kantor Kenangan

17 Oktober 2020   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2020   06:14 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hmmm... semakin kupikirkan, rasanya ingin cabut saja dari kantor ini. Aku merasa tidak nyaman. Belum lagi cerita desas-desus misteri di kantor ini. Tapi ya sudahlah, "I will enjoy this ride... let it go!"

***

Kota Industri, Juli 2011

"Lily, apa kabar? Tahu nggak Jumat kemarin heboh di pabrik? Kesurupan masal!" begitu bunyi pesan Rico.

"Serius?" balasku.

"Iya. Serius banget... untung aku shift pagi. Ah, jadi ingin resign kayak kamu! Pindah ke kota Industri lebih asyik kayaknya ya?" balas Rico cepat.

Aku tertegun. Hanya dengan Rico, aku bercerita tentang hal aneh di kantor Kenangan itu. Meskipun sebelumnya dia seakan menyuruhku untuk mengabaikan, mungkin kali ini dia mulai percaya.

Aku pun menelpon Rico untuk lebih jelasnya. Sepanjang telpon, kami mengobrol sana-sini. Rico pun bercerita tentang renovasi gedung lama sebelah gedung kantor kami dulu.

Gedung tersebut adalah gedung pertama sejak pabrik berdiri yang dibiarkan kosong beberapa tahun ini karena gedung baru sudah selesai. Gedung tua itu rencananya akan diubah menjadi kantin karyawan.

Jumlah karyawan yang kesurupan juga tidak main-main. Aku tak bisa membayangkan karena aku belum pernah melihat langsung kejadian serupa. Demikian juga Rico, dia sudah pulang ketika kesurupan masal terjadi.

Sampai disini, aku cukup tahu saja. Rasanya kurang pas untuk dikomentari. Sama seperti suara rintihan atau tangisan malam ketika kami shift malam yang hingga kini masih misteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun