Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-gara Pencitraan dengan Mertua

25 Juli 2019   07:00 Diperbarui: 25 Juli 2019   07:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ohhh... " gumam Na yang sibuk mengawasi jalan. Mereka sedang menuju ke rumah duka kenalan dari kampung.

Di tikungan sebelah kompleks terdapat gapura masuk. Mobil berbelok kesana, kemudian parkir di areal kebun kosong sesuai arahan pemuda yang ada di depan gapura.

Rumah duka ternyata sudah ramai. Deretan kursi berwarna hijau tosca sudah terisi dengan para pelayat. Hanya saja jenazah belum juga tiba di rumah duka. Katanya masih di rumah sakit.

Na dan suaminya segera memilih kursi yang kosong. Keluarga yang berduka belum nampak, mungkin masih banyak urusan. Na dan suaminya saling menyapa dengan para sesepuh RT dan juga kerabat dari kampung. Beberapa dikenal oleh Na karena sering bertemu di acara gereja.

Tiba-tiba di sebelah Na duduk seorang ibu muda. Dia tak menyapa, Na pun juga sungkan untuk menyapa terlebih dahulu. Dari dalam rumah, keluar om Sar, seorang tetua dari kampung.

"Dek No... sini! Saya butuh bantuan ini, " kata om Sar setengah berteriak kepada suami Na.

Dengan sigap, suami Na berjalan mendekat ke om Sar. Ternyata om Sar butuh bantuan untuk mengecek keperluan jenazah dari yayasan. Na duduk tenang sementara suaminya berusaha melakukan bagiannya.

Mungkin Na terlihat sendirian, tak lama dari dalam keluar bu RT. Sepertinya bu RT sudah berkenalan dengan suaminya.

"Bu Nono, maaf jadi merepotkan. Kami butuh bantuan pak Nono untuk membereskan printhilan kecil. Ini jenazah masih tertahan di rumah sakit, " begitu kata bu RT sembari mengulurkan tangan.

Na beranjak dari kursi untuk menyambut uluran tangan bu RT. "Tidak apa, Bu... " jawab Na.

Bu RT pun suduk di samping Na. Ibu muda di sebelah Na tersenyum kepada Na dan bu RT. Na pun membalas senyumnya. Bu RT memulai percakapan basa-basi standar ibu-ibu. Seperti biasa menanyakan anak berapa, sama siapa sekarang, tinggal dimana dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun