Seketika Audy terjatuh. Arya menghentikan langkahnya, dan segera menghampiri Audy.
“Tolong, maafin aku atas segala kesalahpahaman ini, Ya.”
“Sebelum kamu minta maaf, aku udah maafin kamu.”
Mereka berdua pun duduk berdua dan saling bertukar cerita dibawah pohon tepi danau. Tampaknya Audy merasa bahagia. Akhirnya apa yang ia impikan terjadi dan seseorang yang dinanti-nanti kini hadir didepannya.
“Ini aku bawaain semur jengkol masakan Ibuku yang rasanya gak kalah sama restoran terkenal lho, coba deh, pasti kamu nanti ketagihan.” Audy dengan membawakan semur jengkol buatan Ibunya.
“Dari dulu aku gak pernah makan jengkol. Yang ku tahu jengkol itu rasanya aneh gimana gitu.”
“Cobain, plisss” Audy menyuapkan semur jengkol itu kepada Arya. Arya sempat ragu untuk memakannya. Dan setelah mengetahui rasanya, Arya ketagihan.
Mereka menghabiskan sorenya di Malioboro. Audy mengajak Arya naik delman dan mengelilingi kota. Setelah itu mereka pergi ke pantai hingga senja tiba dan malam harinya mereka makan malam di rumah makan yang sederhana.
Arya mengambil setangkai bunga dan menyelipkan di rambut Audy. Seketika Audy tersipu malu mengetahui sikapnya. Arya membelikan boneka unicorn yang sangat lucu. Mereka pun kembali pulang ke rumah Audy. Ibunya melihat Audy terlihat sangat senang, Ibunya ikut merasa senang.
Paginya Arya harus kembali ke Bogor untuk pulang dan kembali kuliah di Jakarta. Dan melanjutkan mimpinya sebagai penulis. Semakin berjalannya waktu, Arya mendapatkan banyak inspirasi setelah ia mengenal Audy sebagai pengagumnya.
Dan tentang buku yang akan ia tuliskan selanjutnya, akan dia ambil dari sebagian kisahnya. Dalam bukunya yang berjudul Filantropi. Dalam buku tersebut, Arya akan mengambil sebagian kisah hidup yang pernah ia jalani dengan mengenal adanya cinta kasih sesama manusia, kedermawanan, dan adanya suatu pengorbanan wujud cintanya terhadap orang lain. Dan Arya berharap agar bukunya yang telah ia tulis bisa bermanfaat bagi orang lain.