“Tapi Lang, aku harus cari Arya.” Audy ngotot bangun dan beranjak dari kasur, hingga ia terjatuh. Melihat kondisi Audy, Elang sangat panik dan membantu Audy bangun.
“Gausah keras kepala! Istirahat yang cukup!” perintah Elang kepada Audy.
Audy menangis setelah mengetahui bahwa dirinya tidak bisa berjalan. Dia merasa putus asa. Tiga hari setelah ia dirawat, akhirnya mereka memutuskan kembali ke Jogja. Audy sangat kecewa.
Tujuan yang selama ini dia inginkan tidak tersampaikan, malah membuat malapetaka kepadanya. Audy memutuskan untuk tidak terlalu mengidolakan Arya lagi, karena begitu kecewa dirinya.
Setelah sampai di Jogja. Ibu Audy sangat panik dengan keadaan Audy selama ini. Dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi selama ini. Elang pun menjelaskan kejadian yang terjadi dengan Audy. Nampaknya setelah mendengar cerita Elang, Ibu Audy sangat tidak menyangka jika sosok yang Audy idolakan berbuat seperti itu.
“Dy, mulai sekarang, kamu jangan terlalu mengidolakan orang yang seperti itu ya Nak. Kamu gak pantas diperlakukan seperti itu dengannya.” Ibunya pun menasihati Audy.
“Iya, Bu. Audy akan berusaha berhenti untuk mengidolakannya lagi.” Audy sambil menangis memeluk Sang ibu.
“Udah sekarang istirahat yang cukup.” Ibunya mengantarkan Audy untuk beristirahat di kamarnya.
Pagi harinya, Elang segera tiba di rumah Audy dan menjemput Audy untuk terapi berjalan di suatu tempat. Mereka berdua pergi ke tempat terapi terdekat. Selang beberapa jam setelah kepergian mereka, sebuah mobil datang didepan rumah Audy. Tak disangka itu adalah Arya.
“Assalamuallaikum, apa benar ini rumah Audy, Bu?” tanya Arya terhadap Ibu Audy yang sedang menyapu di teras rumah.
“Iya, saya ibunya. Ada perlu apa ya Mas?” tanya Ibu Audy kepada Arya.