Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Hujan di Senja Hari

15 Agustus 2020   23:24 Diperbarui: 17 Agustus 2020   22:03 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan mengendarai taksi, aku kejar mobil itu dan sampailah ke sebuah rumah yang tidak terlalu mewah. Yah, cukuplah untuk seorang pekerja yang sudah mapan. Dengan gaetan wanita cantik tentu usahanya sudah berhasil. Sayangnya dia lupa bahwa anak istri menanti di rumah dengan deraian air mata.

Ku dekati rumah itu, kutanya pada tetangga rumahnya, dan kudapatkan jawabannya bahwa lelaki itu memang sudah lama hidup berdua dengan wanita cantik. Hubungan itu nggak tahu atas dasar apa, menikah atau hanyalah kumpul kebo.

"Permisi, apakah Anda tahu orang yang ada di foto ini ya? Wajahnya berubah kaget dan panik. Sekali lagi kutanya, "Apa mas kenal orang ini? 

Pria itu tak menjawab. Ia tetap saja menikmati rokok di tangannya. Ia hisap dan hembuskan asapnya. Sekali lagi ia mengamatiku sesaat.

"Kamu siapa? Saya nggak kenal.  Pergi! Saya nggak ada urusan dengan kamu. Lagian saya gak kenal juga siapa kamu." 

Pria ini menolak menjawab dan berusaha tidak mengenali wajahku. Padahal dia adalah tetangga sekampungku.

Tiba-tiba wanita cantik keluar dari dalam rumah, dan bertanya, "Siapa, Kak? Apa dia kawan Kakak? Tanya wanita itu dengan logat Malaysia.

"Bukan, kakak nggak kenal dengan lelaki ini. Entah dia dari mana kok ke sini mengaku-ngaku tetangga desaku." Jono meyakinkan pacarnya agar tidak curiga.

"Hei, pergi kamu! Gak usah mengaku-ngaku tetanggaku. Saya gak kenal siapa kamu!" Sekali lagi pria ini menolak mengakui bahwa aku adalah tetangganya.

"Maaf, Mbak, lelaki ini dicari-cari istrinya karena lama tak pulang." Jelasku. 

Tak kusangka wajah wanita itu merah padam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun