Dengan mengendarai taksi, aku kejar mobil itu dan sampailah ke sebuah rumah yang tidak terlalu mewah. Yah, cukuplah untuk seorang pekerja yang sudah mapan. Dengan gaetan wanita cantik tentu usahanya sudah berhasil. Sayangnya dia lupa bahwa anak istri menanti di rumah dengan deraian air mata.
Ku dekati rumah itu, kutanya pada tetangga rumahnya, dan kudapatkan jawabannya bahwa lelaki itu memang sudah lama hidup berdua dengan wanita cantik. Hubungan itu nggak tahu atas dasar apa, menikah atau hanyalah kumpul kebo.
"Permisi, apakah Anda tahu orang yang ada di foto ini ya? Wajahnya berubah kaget dan panik. Sekali lagi kutanya, "Apa mas kenal orang ini?Â
Pria itu tak menjawab. Ia tetap saja menikmati rokok di tangannya. Ia hisap dan hembuskan asapnya. Sekali lagi ia mengamatiku sesaat.
"Kamu siapa? Saya nggak kenal. Â Pergi! Saya nggak ada urusan dengan kamu. Lagian saya gak kenal juga siapa kamu."Â
Pria ini menolak menjawab dan berusaha tidak mengenali wajahku. Padahal dia adalah tetangga sekampungku.
Tiba-tiba wanita cantik keluar dari dalam rumah, dan bertanya, "Siapa, Kak? Apa dia kawan Kakak? Tanya wanita itu dengan logat Malaysia.
"Bukan, kakak nggak kenal dengan lelaki ini. Entah dia dari mana kok ke sini mengaku-ngaku tetangga desaku." Jono meyakinkan pacarnya agar tidak curiga.
"Hei, pergi kamu! Gak usah mengaku-ngaku tetanggaku. Saya gak kenal siapa kamu!" Sekali lagi pria ini menolak mengakui bahwa aku adalah tetangganya.
"Maaf, Mbak, lelaki ini dicari-cari istrinya karena lama tak pulang." Jelasku.Â
Tak kusangka wajah wanita itu merah padam.Â