Keluhnya bercerita, "suatu ketika aku bermimpi suamiku pulang dengan membawa uang yang banyak. Betapa bahagianya kala itu, karena suami berhasil dalam merantau. Sayangnya semua hanyalah mimpi. Ketika terbangun, tak nampak wajah sang suamiku, hanya foto yang masih menempel di dada."
"Mbak tidak bertanya pada agen yang membawa suami mbak ke Malaysia? Tanyaku penasaran.
Dengan wajah lesu ia menjawab "aku sudah capek Mas, setiap aku tanya ke pihak agen, dia selalu menjawab dengan jawaban yang tidak meyakinkan." Paparnya.
"Bagaimana aku nggak jengkel, kalau ditanya katanya suamiku baik-baik saja, tapi tidak tahu entah di mana. Kutanya tak ada jawaban pasti, dan semua hanyalah janji-janji palsu yang katanya ingin menghubungi suamiku. Bahkan yang membuat aku marah pernah pihak agen yang mengatakan bahwa suamiku sudah menikah lagi dengan wanita lain."Â
"Aku marah bercampur sedih, tapi aku tidak percaya begitu saja dengan cerita si agen, sebelum kulihat fotonya yang sudah berdua dengan wanita lain."Â
Dengan sabar aku dengarkan penuturannya. Sampai-sampai aku tak sadar suasana semakin gelap, dan adzan shalat maghrib berbunyi. Aku pamit dan beranjak pergi.
Dua hari kemudian
"Aku nggak tega melihat wanita itu. Aku ingat betapa wanita itu butuh pertolongan. Kucoba membantunya mencari keberadaan suaminya."
Kuhubungi agen tenaga kerja di Jakarta. Kutelusuri melalui dokumen-dokumen yang ada di kantor PJTKI dan kuketahui di mana sebenarnya suami dari wanita itu berada.
Tak perlu berpikir panjang, akupun nekat melakukan perjalanan ke Malaysia. Di sana aku cari kabar di mana pria itu berdasarkan informasi yang aku terima. Dan betapa kagetnya, Â ternyata kusaksikan pria ini tengah dengan seorang wanita cantik dengan usia yang masih muda. Nampak dua sosok tersebut keluar dari dalam Mall dan mengendarai sebuah mobil sedan berwarna putih.Â
"Apa dia suami yang tidak bertanggung jawab itu?" Tanyaku sambil menatap foto keluarga yang sempat aku minta sebelum ke sini.