Mohon tunggu...
Maksimus Abi
Maksimus Abi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi, Widya Sasana, Malang

Pernahkah kita melupakan kenanagan? Tetapi kita telah melupakan Tuhan!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Radikalisme Agama bagi Mahasiswa

10 Oktober 2022   22:27 Diperbarui: 10 Oktober 2022   22:32 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi bukan saatnya lagi orang membangun tembok tapi kita perlu membangun jembatan yang panjang dan lebar demi kebutuhan hidup manusia. Saatnya kita hidup berdampingan dalam perbedaan dan membangun sistem kolaboratif tanpa ada prasangka negatif terhadap kelompok lain ataupun orang lain. Selain itu, perlu adanya kesadaran dalam setiap individu untuk mengembangankan kearifan lokal dan memegang teguh sikap pluralis berintegritas. Dan hal urgent lain yang patut diingat dan diterapkan dalam hidup adalah tidak terpancing provokasi.

PENUTUP

Gerakan radikalisme sering disamakan dengan kaum fundamentalisme. Gerakan ini menjadi suatu aliran yang akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang menakutkan. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan oleh kaum tersebut sangat bertentangan dengan tatanan hidup berbangsa. Mereka ingin mendobrak dan menghancurkan apa yang baik menurut pandangan masyarakat umum dan mereduksinya berdasarkan paham-paham yang radikal. Lebih parah lagi, gerakan-gerakan ini, melakukan penyamaran dibalik eksistensi agama-agama. Sehingga, setiap orang yang terpapar paham radikalisme sangat mudah terprovokasi untuk melancarkan aksi-aksi yang telah dirancang oleh kelompok itu.

Selain itu, mahasiswa yang dianggap memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, menjadi objek utama penyebaran paham-paham radikalisme. Sehingga, tidak dipungkiri lagi bahwa setiap gerakan demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa kemungkinan besar berafiliasi dengan kelompok gerakan radikalisme. Untuk itu, sebagai kaum intelektual, mahasiswa hendaknya mendalami pengetahuannya akan yang diperoleh demi membangun suatu kepribadian yang utuh dan dapat mengenal mana yang benar untuk diikuti dan yang salah tentunya harus ditiadakan. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus menyadari hal itu. Maka, salah satu cara untuk menghindarkan diri dari gerakan radikalisme adalah menjunjung tinggi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika. Kita perlu menanamkan sikap toleransi yang kuat terhadap sesama dan tidak berprasangka negatif/buruk terhadap orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus Wisnu Dewantara. "Radikalisme Agama Dalam Konteks Indonesia Yang Agamis Dan Berpancasila." Jpak: Jurnal Pendidikan Agama Katolik 19, no. 1 (2019).

Ahmad Asrori. "Radikalisme Di Indonesia: Antara Historisitas Dan Antropisitas." Kalam:Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam 9, no. 2 (2015).

Endang Turmudi. Islam Dan Radikalisme Di Indonesia. Jakarta, 2005.

Faiz Yunus. "Radikalisme, Liberalisme, Dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam." Jurnal Studi Al Qur-an 13, no. 1 (2017).

H. Lukman Asha, Hendra Harmi, Yuyun Yumiarty. Asha, Lukman, Hendra Harmi, and Yuyun Yumiarty. "Upaya Menangkal Paham Radikalisme Melalui Penguatan Pemahaman Keberagamaan, Penguasaan Bidang Ilmu, Dan Enterpreneur (Studi Pada Mahasiswa Di IAIN Curup).," 2018.

Petrus Dana Widharsana. Mengamalkan Pancasila Dalam Terang Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius, 2018.

Zuly Qodir. "Kaum Muda, Intoleransi, Dan Radikalisme Agama." JURNAL STUDI PEMUDA 5, no. 1 (2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun