Jadi bukan saatnya lagi orang membangun tembok tapi kita perlu membangun jembatan yang panjang dan lebar demi kebutuhan hidup manusia. Saatnya kita hidup berdampingan dalam perbedaan dan membangun sistem kolaboratif tanpa ada prasangka negatif terhadap kelompok lain ataupun orang lain. Selain itu, perlu adanya kesadaran dalam setiap individu untuk mengembangankan kearifan lokal dan memegang teguh sikap pluralis berintegritas. Dan hal urgent lain yang patut diingat dan diterapkan dalam hidup adalah tidak terpancing provokasi.
PENUTUP
Gerakan radikalisme sering disamakan dengan kaum fundamentalisme. Gerakan ini menjadi suatu aliran yang akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang menakutkan. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan oleh kaum tersebut sangat bertentangan dengan tatanan hidup berbangsa. Mereka ingin mendobrak dan menghancurkan apa yang baik menurut pandangan masyarakat umum dan mereduksinya berdasarkan paham-paham yang radikal. Lebih parah lagi, gerakan-gerakan ini, melakukan penyamaran dibalik eksistensi agama-agama. Sehingga, setiap orang yang terpapar paham radikalisme sangat mudah terprovokasi untuk melancarkan aksi-aksi yang telah dirancang oleh kelompok itu.
Selain itu, mahasiswa yang dianggap memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, menjadi objek utama penyebaran paham-paham radikalisme. Sehingga, tidak dipungkiri lagi bahwa setiap gerakan demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa kemungkinan besar berafiliasi dengan kelompok gerakan radikalisme. Untuk itu, sebagai kaum intelektual, mahasiswa hendaknya mendalami pengetahuannya akan yang diperoleh demi membangun suatu kepribadian yang utuh dan dapat mengenal mana yang benar untuk diikuti dan yang salah tentunya harus ditiadakan. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus menyadari hal itu. Maka, salah satu cara untuk menghindarkan diri dari gerakan radikalisme adalah menjunjung tinggi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika. Kita perlu menanamkan sikap toleransi yang kuat terhadap sesama dan tidak berprasangka negatif/buruk terhadap orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Wisnu Dewantara. "Radikalisme Agama Dalam Konteks Indonesia Yang Agamis Dan Berpancasila." Jpak: Jurnal Pendidikan Agama Katolik 19, no. 1 (2019).
Ahmad Asrori. "Radikalisme Di Indonesia: Antara Historisitas Dan Antropisitas." Kalam:Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam 9, no. 2 (2015).
Endang Turmudi. Islam Dan Radikalisme Di Indonesia. Jakarta, 2005.
Faiz Yunus. "Radikalisme, Liberalisme, Dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam." Jurnal Studi Al Qur-an 13, no. 1 (2017).
H. Lukman Asha, Hendra Harmi, Yuyun Yumiarty. Asha, Lukman, Hendra Harmi, and Yuyun Yumiarty. "Upaya Menangkal Paham Radikalisme Melalui Penguatan Pemahaman Keberagamaan, Penguasaan Bidang Ilmu, Dan Enterpreneur (Studi Pada Mahasiswa Di IAIN Curup).," 2018.
Petrus Dana Widharsana. Mengamalkan Pancasila Dalam Terang Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius, 2018.