Mohon tunggu...
MAKRIPUDDIIN
MAKRIPUDDIIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru jiwa selalu meronta untuk membantu siswaku meraih kesuksesan, tidak perduli lelah dan letih bagi saya mereka adalah teman sekaligus rasa bangga saya ketika melihat mereka berhasil meraih mimpinya. Bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hobi selain membaca, menulis dan nonton film animasi. Berbagi cerita dengan siswa, mendengar kegundahan dan membantu mereka untuk berani melawan rasa takut mereka memiliki makna tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cuci Muka atau Minum

12 April 2023   21:00 Diperbarui: 12 April 2023   22:22 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sayang, orang yang berpuasa itu tidak akan mati, karena sebelum subuh kita bangun untuk makan sahur. Jadi sudah ada bekal untuk berpuasa" Bapaknya dengan sabar menjelaskan kepada adik Nizam supaya dia bisa mengerti. 

"Pak, kenapa harus berpuasa?"

Nizam kembali bertanya. 

"Puasa adalah rukun Islam yang ke 3, jadi umat Islam wajib untuk berpuasa. Masih ingat rukun Islam yang 5" Tanya Bapak kembali. 

"Masih pak" Jawab Nizam sambil menyebutkan kelimanya dengan lancar. 

"Bagus, mantap!" Kata Bapak dan memberikan 2 jempol. 

"Jadi, Nizam siap berpuasa?"

Kembali Bapaknya bertanya. 

"Siap Pak"

Setelah selesai shalat tarawih, dan mengaji, Bapak menyuruh kami untuk tidur cepat supaya tidak ngantuk pada saat makan sayur. Saya, sebagai kakak yang paling besar mengajak adik untuk tidur. O... ya, nama saya tidak disebut dari awal ya. Perkenalkan nama saya Junias, sekarang umur saya 12 Tahun duduk di kelas VII SMP. kami tiga bersaudara, karena kami laki-laki semua jadi tidurnya di satu kamar. Bapak sengaja membuat kamar yang besar, supaya bisa masuk tiga ranjang. Dengan cat warna biru muda yang dikombinasi dengan cat warna putih susu membuat kamar kami terasa adem dan nyaman. Sebuah kipas angin besar menggantung di sisi tembok sebagai penyejuk. Tak lupa beberapa lukisan dan kaligrafi dipajang sebagai pemanis ruangan. Ruang belajar Bapak membuatnya khusus sebagai tempat ruang literasi dengan rak buku yang berjejer rapi. Bisa dibilang sejenis perpustakaan pribadi. Dan yang paling membuat kami kagum sama Bapak yaitu, koleksi bukunya itu lebih banyak hasil tulisan Bapak sendiri. Keren bukan? 

Saat sahur tiba, kami dibangunkan oleh Bapak. Yang paling susah dibangunin Nizam. Akhirnya saya gendong ke kamar mandi untuk cuci muka. Ternyata Bunda sudah menyiapkan hidangan sahur super lengkap di atas meja. Mulai nasi, sayur, buah-buahan, air putih dan kurma. Tidak lupa beberapa protein sebagai pelengkap gizi. Pada saat makan beberapa suap, ternyata terdengar suara pengumuman di masjid bahwa waktu imsaq sudah tiba. Akhirnya Bapak memerintahkan kami untuk minum dulu dan berhenti makan. Setelah minum 2 gelas air putih. Saya yakin sudah siap untuk berpuasa. Kok bisa kita bangun Pak. Ayah tersenyum dan meminta maaf. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun