"Sayang, orang yang berpuasa itu tidak akan mati, karena sebelum subuh kita bangun untuk makan sahur. Jadi sudah ada bekal untuk berpuasa" Bapaknya dengan sabar menjelaskan kepada adik Nizam supaya dia bisa mengerti.Â
"Pak, kenapa harus berpuasa?"
Nizam kembali bertanya.Â
"Puasa adalah rukun Islam yang ke 3, jadi umat Islam wajib untuk berpuasa. Masih ingat rukun Islam yang 5" Tanya Bapak kembali.Â
"Masih pak" Jawab Nizam sambil menyebutkan kelimanya dengan lancar.Â
"Bagus, mantap!" Kata Bapak dan memberikan 2 jempol.Â
"Jadi, Nizam siap berpuasa?"
Kembali Bapaknya bertanya.Â
"Siap Pak"
Setelah selesai shalat tarawih, dan mengaji, Bapak menyuruh kami untuk tidur cepat supaya tidak ngantuk pada saat makan sayur. Saya, sebagai kakak yang paling besar mengajak adik untuk tidur. O... ya, nama saya tidak disebut dari awal ya. Perkenalkan nama saya Junias, sekarang umur saya 12 Tahun duduk di kelas VII SMP. kami tiga bersaudara, karena kami laki-laki semua jadi tidurnya di satu kamar. Bapak sengaja membuat kamar yang besar, supaya bisa masuk tiga ranjang. Dengan cat warna biru muda yang dikombinasi dengan cat warna putih susu membuat kamar kami terasa adem dan nyaman. Sebuah kipas angin besar menggantung di sisi tembok sebagai penyejuk. Tak lupa beberapa lukisan dan kaligrafi dipajang sebagai pemanis ruangan. Ruang belajar Bapak membuatnya khusus sebagai tempat ruang literasi dengan rak buku yang berjejer rapi. Bisa dibilang sejenis perpustakaan pribadi. Dan yang paling membuat kami kagum sama Bapak yaitu, koleksi bukunya itu lebih banyak hasil tulisan Bapak sendiri. Keren bukan?Â
Saat sahur tiba, kami dibangunkan oleh Bapak. Yang paling susah dibangunin Nizam. Akhirnya saya gendong ke kamar mandi untuk cuci muka. Ternyata Bunda sudah menyiapkan hidangan sahur super lengkap di atas meja. Mulai nasi, sayur, buah-buahan, air putih dan kurma. Tidak lupa beberapa protein sebagai pelengkap gizi. Pada saat makan beberapa suap, ternyata terdengar suara pengumuman di masjid bahwa waktu imsaq sudah tiba. Akhirnya Bapak memerintahkan kami untuk minum dulu dan berhenti makan. Setelah minum 2 gelas air putih. Saya yakin sudah siap untuk berpuasa. Kok bisa kita bangun Pak. Ayah tersenyum dan meminta maaf.Â