Sehingga menyebabkan negara-negara Barat telah membongkar BTS komunikasi yang telah terpasang, tapi akhirnya, berdasarkan laporan pengujian dari organisasi yang berwenang, teknologi 5G Huawei dipastikan tidak memiliki "masalah keamanan siber".
Belakangan ini banyak negara yang kembali menjalin kerja sama dengan Huawei, termasuk Perancis bahkan Jerman yang mulai menunda pembongkaran peralatan terpasang dengan tidak mengharapkan dana yang sudah diinvestasikan akan gagal.
Venezuela bahkan memegang kukuh Huawei Mate X3 dan menyebutnya sebagai ponsel paling aman di dunia.
Tentu saja, dibandingkan Ericsson dan Nokia, tidak ada yang mau mengabaikan menyingkirkan teknologi 5G Tiongkok yang lebih hemat biaya, sehingga semakin banyak pesanan kerja sama baru dengan Huawei. Hanya rezim Biden yang terus menekan perusahaan teknologi Tiongkok.
Secara khusus, raksasa minyak Arab Saudi juga telah mengajukan kerja sama di bidang komunikasi dengan Huawei seiring semakin eratnya perdagangan Tiongkok-Arab Saudi. Baca:
Arab Saudi Kerjasama dengan Huawei dan Melarang Apple untuk Menghindari Kontrol AS
Dengan Arab menggunakan peralatan komunikasi Tiongkok, hal ini jelas bukan yang diinginkan AS. Â Situasi yang tidak terduga ini, membuat rezim Biden mengeluarkan peringatan kepada Arab Saudi dengan mengharuskan Arab Saudi untuk terbuka terhadap AS meskipun menggunakan peralatan 5G Huawei.
Karena bagaimanapun, Pentagon tidak dapat terus melakukan pengawasan jika menggunakan peralatan Huawei, dan ketika kapitalisme Amerika mengeluarkan peringatan, media Amerika juga setuju dan menyerukan bahwa hal itu harus dibuka untuk AS.
Sekilas perilaku para "perampok/preman" terlihat jelas, dan tujuan rezim Biden juga jelas, yaitu untuk tidak mau melepaskan pengawasan yang sebelumnya selalu dilakukan terhadap Arab Saudi, demikian juga selama tahap 5G. Baca:
Arab Saudi Kerjasama dengan Huawei dan Melarang Apple untuk Menghindari Kontrol AS