Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Siapakah Tangan Hitam di Balik Kerusuhan Paris? (2)

7 Juli 2023   16:10 Diperbarui: 7 Juli 2023   17:03 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: washingtontimes.com

Kedua. Selain itu menolak berkubu-kubuan, tidak menghendaki adanya persetruan antar kubu dan saling bertarung. Mengapa? Pelajaran dari Perang Dingin sudah cukup, tidak ada artinya, dan menghambat perkembangan seluruh masyarakat.

Yang ketiga menentang decoupling, karena kerugian yang ditimbulkan oleh decoupling ini bukan hanya harga saham negara berkembang, tetapi juga biaya hidup di negara maju, dan jumlah orang miskin di dunia akan meningkat.

Ini sangat jelas, dan orang yang berakal sehat dapat memahami dengan sekilas bahwa orang Amerika dapat menjalani kehidupan yang baik, dan orang Eropa dapat menjalani kehidupan yang baik, bahkan jika mereka menggunakan otak mereka, uang akan datang.

Karena mereka mengekspor teknologinya atau mengekspor aturannya, dia menghasilkan uang di sana. Dan negara-negara berkembang masih bekerja di sana.

Semua orang memahami dari mana keuntungan mereka masing-masing berasal, jadi rangkaian praktik di AS ini sama saja dengan putaran kegagalan lainnya.

Tanda-tandanya terlihat dari kunjungan Kanselir Jerman ke Tiongkok pada akhir tahun lalu hingga kunjungan berturut-turut para pemimpin Eropa, kunjungan presiden Prancis ke Tiongkok terakhir ini, dan tampak satu per satu sekutu AS juga akan berkunjung ke Tiongkok.

Mengapa hal ini terjadi? Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengatakan bahwa decoupling hanya akan membuat dunia lebih miskin, dan kita harus melihat fokus dari semua orang di dunia.

Tidak mengikuti panduan Biden atau Trump untuk beralih ke konfrontasi dengan Tiongkok, tetapi rekonsiliasi yang telah menjadi tren dunia.

Beum lama ini, menteri luar negeri Arab Saudi dan Iran datang ke Tiongkok untuk secara resmi memulihkan hubungan bilateral, dan kita melihat bahwa tong mesiu di Timur Tengah pada dasarnya dipasang  oleh AS.

Selama ini kita dapat melihat bahwa di mana ada kekacauan di situ pun ada  AS. Apakah kekacauan di Eropa ada hubungannya dengan AS  atas perluasan NATO ke arah timur, dan sekarang terus merambah ke arah timur, dan sekarang Finlandia telah bergabung, jadi zona penyangga antara Rusia dan NATO semakin sempit dan semakindekat, ini menandakan apa?

Ini menandakan bahwa kawasan Eropa akan menjadi lebih tegang di masa depan. Tapi sebaliknya  dunia Arab di Timur Tengah akan semakin damai, Turki dan Mesir berdamai, Iran dan Arab Saudi berdamai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun