Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Siapakah Tangan Hitam di Balik Kerusuhan Paris? (2)

7 Juli 2023   16:10 Diperbarui: 7 Juli 2023   17:03 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: washingtontimes.com

AS menyatukan kekuatan konservatif pro-Amerika di dalam negeri Prancis untuk menggulingkan otoritas Macron. Kerusuhan ini kemungkinan besar merupakan kerusuhan yang ditujukan kepada otoritas Macron.

Sekarang negara-negara Eropa khawatir, jika senjata nuklir Prancis dihancurkan dan menyebabkan kebocoran nuklir,  Prancis akan menjadi korban, dan seluruh Eropa akan menjadi korban. Lebih penting lagi, jika senjata nuklir Prancis dihancurkan, negara ketiga akan mengerahkan senjata nuklir di Prancis untukmengontrol seluruh Eropa. Akibatnya seluruh Eropa akan berada dalam gemgaman kontrolnya.

Oleh karena itu, kekhawatiran Uni Eropa dan pengingat partai oposisi Prancis lambat laun membuat latar belakang kerusuhan sipil Prancis berangsur-angsur mengarah ke AS.

Hanya AS yang berharap Prancis akan menjadi semakin kacau, dan hanya AS yang berharap kekuatan pro-Amerika akan muncul di Prancis, dan kemudian beralih memiak ke AS untuk sepenuhnya menghapus kebijakan luar negeri Gaullist. Kemudian mengikat seluruh kekuatan Eropa untuk berperang melawan Rusia.

Prancis adalah negara model diplomasi kekuatan besar di Eropa, dan perhatian Gaulle adalah prinsip dasar diplomasi Prancis kontemporer, sementara AS sangat mungkin mengadopsi serangkaian kebijakan ekstrem untuk menekan Prancis demi kepentingannya sendiri.

Keamanan senjata nuklir Prancis yang dikhawatirkan UE mengharuskan otoritas Prancis untuk menjaganya dengan ketat, tidak boleh lengan atau tidak diperhatikan betul.

Kedua, Medvedev mengutuk otoritas Prancis Macron secara keseluruhan, dan Medvedev ada menunjukkan ketidak tepatan  atau kesalahan kebijakan diplomasi Prancis.

Medvedev mengatakan bahwa ada kesalahan dalam diplomasi Prancis, Prancis punya uang untuk mendukung Ukraina, mengapa tidak menggunakan uang itu untuk rakyatnya sendiri?

Medvedev mengatakan dalam tweetnya bahwa Macron telah berulang kali menyatakan bahwa dia berada di pihak Ukraina, bahkan harusnya mengakhiri tindakannya untuk Ukraina.

Prancis jangan lagi memberi Ukraina senjata dalam bentuk apa pun. Jika uang dapat diberikan kepada rakyat jelata, maka perselisihan sipil di Prancis mungkin tidak akan terjadi kali ini.

Oleh karena itu, persatuan internal sangat penting bagi stabilitas negara, dan kekacauan di Prancis, kemungkian AS ikut campur secara langsung. Jadi analisis terakhir, dapat disimpulkan hal itu disebabkan oleh kegagalan otoritas Prancis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun