Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sikap "Misteri" Tiongkok terhadap UU Demokrasi dan HAM Hong Kong AS

8 Desember 2019   17:50 Diperbarui: 8 Desember 2019   18:03 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengamat ada yang menafsirkan kedua kubu ini telah melakukan tindakan dengan melempar satu batu mengenai dua burung.

Bagi Trump 

Trump kini sedang dirundung dengan akan dimakzulkan karena "Ukraina Gate" oleh senat dan kongres.  Dengan di tanda-tangani RUU Hong Kong ini sedikitnya akan mengalihkan perhatian Senat dan Kongres.

Selain itu pada Novemper 2020 akan diselengarakan pemilu presiden, dengan menanda-tangan RUU Hong Kong akan menjadi fokus dunia, banyak yang memperhatikan dia, ini akan menarik bagi dia dalam kampanye kelak.

Bagi Xi Jinping

Ketika Xi berpidato di Sekolah Partai Pusat pada bulan September. Dia berbicara 58 kali kata-kata "berjuang/struggle (douzheng)",  dengan berkali-kali diucapkan kata-kata ini, pengamat  memperkirakan dia sedang mengkhawatirkan tentang suatu hal. Ketika dia mengunjungi Nepal, dia juga berulang kali mengatakan kata-kata "douzheng". Xi mengatakan barangsiapa di dalam negeri Tiongkok yang melakukan kegiatan separatis akan dihancur-leburkan, dan kata-kata ini ditekankan dengan sangat kuat sekali. Jadi dapat diperkirakan di dalam partai ada perbedaan pendapat atau konflik.

Tapi dengan Trump menanda-tangani RUU Demokrasi dan HAM Hong Kong, maka perbedaan pendapat dan konflik ini menjadi tereliminir dan bersatu, kini musuh mereka adalah Trump. Ini menjadi manfaat pertama.

Yang kedua, seperti diketahui menurut kesepakatan UU Hong Kong, Hong Kong akan selalu dalam keadaan "satu negara dua sistem" hingga pada tahun 2047.

Tetapi sekarang pada 2019, karena satu negara dua sistem ini telah di-intervensi AS dengan ditanda-tangani RUU tentang Demokrasi dan HAM Hong Kong oleh presiden Trump, apakah itu tidak berarti AS telah ikut campur urusan di Hong Kong dan secara serius mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok?

Maka itu telah membuktikan bahwa satu negara dua sistem sudah tidak layak bagi HK, dengan demikian Trump seolah telah melempar bola kepada Xi. Dengan alasan keamanan dan keutuhan negara unifikasi penuh Hong Kong harus dipercepat, jika perlu langsung di unifikasi penuh sekarang juga.

Jadi tidak perlu menunggu 29 tahun lagi. Selain itu Xi Jinping sangat anti-korupsi dan sangat gencar memerangi korupsi dan menangkap koruptor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun