Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Iran Mengatakan: Gedung Putih "TELMI" dan Mengajak Sekutu AS Mengeroyok Iran

9 Juli 2019   21:17 Diperbarui: 9 Juli 2019   22:02 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.theguardian.com

Jadi dari sudut pandang yang dimainkan AS akhir-akhir ini, sangat kentara bisa dilihat oleh para pengamat bahwa dalam lubuk hatinya AS tidak ingin perang. Demikian juga dengan Iran. Karena bagaimanapun Iran tidak mungkin bisa mengalahkan dan menang perang dengan AS.

Namun situasinya kini terlihat masa depannya masih pesimistik, andaikata terjadi hal yang serius, terjadinya kekacauan tidak bisa dikesampingkan.

Pada 25 Juni 2019, F-22 Raptor mendekati Teluk Persia, AS, Inggris, Israel,  tiga negara melakukan latihan militer bersama dengan F-35 di Mediterania. Penekanan AS atas militer Iran terus meningkat.

Iran mengumumkan bahwa mereka akan menerobos "Perjanjian Nuklir Iran" menjadi "super keras" dan situasi seperti "keras" dilawan "super keras"

Para pejabat tinggi Iran mengancam, jika AS menyerang Iran, Israel hanya dapat hidup selama setengah jam.

Lalu, apakah AS siap menggunakan kekuatan melawan Iran, dan bagaimana Iran akan melancarkan tindakan pembalasan?

Perubahan apa yang akan terjadi dengan ketegangan AS dan Iran dengan penjualan S-400 Rusia kepada Iran?

Akan penulis coba ulas di tulisan yang akan datang.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.reuters.com/article/us-mideast-iran-usa-zarif/iran-will-never-pursue-a-nuclear-weapon-says-foreign-minister-idUSKCN1TQ1DC

https://www.theguardian.com/world/2019/jun/25/iran-says-us-sanctions-on-supreme-leader-means-permanent-closure-of-diplomacy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun