Selain itu, Rusia juga telah mengungkapkan secara terbuka tentang rencana uji coba peluncuran sembilan rudal dalam dua tahun ke depan. Hal ini tampaknya ingin memperlihatkan kepada AS, bahwa rudalnya telah berderet, dua rudal "Salmat", tiga rudal "Yars" dan empat rudal "White Poplar", yang ketiganya berbasis di daratan, akan menjadi ancaman bagi AS.
Maksud dari pengungkapan ini ingin menunjukkan kepada AS bahwa silo-silo rudal nuklirnya tidak ada yang akan bertahan hidup jika terjadi perang nuklir. Sedang rudal berbasis darat Rusia adalah mobil yang bergerak terus di darat, dan bisa meluncurkan serangan tidak disuatu lokasi tertentu. Ini jelas akan lebih kuat dari AS.
Di darat Rusia lebih unggul dari AS, ini bisa menetralisir keunggulan kekuatan AS di laut, udara. Maka rudal jelajah "Tomahawk" AS akan menjadi mubasir selama jumlahnya mencukupi. Maka Rusia ingin memperingatkan AS jika terjadi perang nuklir rudal nuklir berbasis daratnya yang mobil bisa menghancurkan AS.
Senjata strategis Rusia telah menunjukkan perkembangan baru, dan di sisi lain, AS juga meresponsnya.
Pada saat yang sama, AS Â mengungkapkan tren terbaru "Doomday Plane" nya dan Rusia meningkatkan "Doomday Plane" untuk menghadapi ancaman itu.
Yang sebelumnya tidak pernah ada Menhan AS melakukan kunjungan ke Asia-Pasifik dengan menggunakan "Doomday plane."
Didepan telah disinggung Rusia menggabungkan pasukan resimen rudal "Yars" dan resimen "Pioneer" dalam jajaran gugus tempurnya.
Lembaga think tank AS mengajukan "Rencana Anti-Rusia Yang Komprehensif" kepada Washington, mengklaim untuk mengerahkan sejumlah besar senjata nuklir taktis di Eropa dan Asia, dan untuk menyeret Rusia ke dalam perlombaan senjata.
RAND Corporation, yang dikenal sebagai "think tank" pemerintah AS, juga menetapkan rencana komprehensif bagi Washington untuk merusak stabilitas Rusia. Proposal ini bertujuan untuk memberikan tekanan pada sektor ekonomi Rusia. Pakar RAND mengatakan bahwa meskipun ada masalah di Rusia saat ini, tapi masih merupakan negara kuat yang dapat bersaing dengan AS di beberapa bidang utama.
Selain langkah-langkah ekonomi, RAND juga mengusulkan langkah-langkah geopolitik, termasuk penyediaan senjata mematikan kepada Ukraina, mengusulkan meningkatkan dukungan AS bagi pemberontak Suriah dan melemahkan pengaruh Rusia di Asia Tengah.
Di bidang pemikiran dan penyebaran informasi, lembaga think tank ini menyarankan untuk mendorong gerakan protes domestik Rusia dan merusak citra internasional Rusia.