Maka kecelakaan F-35A Jepang dengan pilot senior Mayor penerbang Akinori Hosomi masih menyisahkan banyak misteri, mengapa dia tidak melakukan laporan saat terjadi kecelakaan, bahkan untuk meneriakan "help!" sekalipun. Dan tidak sempat mengaktifkan kursi pelontar penyelamatan. Ini suatu yang sangat aneh, apakah sebelum kecelakaan fatal terjadi sudah tidak sadarkan diri?
Memang banyak penggemar militer online meganalisis apa penyebab kecelakaan itu. Bahkan seperti kasusnya sama dengan celakaan yang terjadi pada jatuhnya Boeing 737 MAX Lion Air dan Ethiopian Airlines terakhir ini, yang disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak pada sistem kontrol elektroniknya.
Namun jika itu terjadi pilot masih bisa ada kesempatan untuk melaporkan hal ini, tapi dalam kasus kali ini, faktanya pilot sama sekali tidak berkesempatan berbicara dan mengreleksikan situasinya. Dan biasanya satu-satunya yang membuat pilot tidak bisa berbicara adalah oksigen.
Jika terjadi pasokan oksigen tiba-tiba tidak mencukupi atau putus, ini akan membuat pilot tidak sadar dan tidak bisa bernafas, bahkan tidak dapat mengatakan apa-apa dan pesawat sudah jatuh.
Jepang telah menyatakan telah menemukan sebagian puing pesawat, tapi tampaknya pihak AS tidak terlalu memperhatikan proses pencarian ini, belakangan baru terlihat ikut sibuk.
Akibat Jatuhnya F-35 Hampir Mirip Dengan Jatuhnya Boeing 737 MAX
Kasus ini sedikit mirip dengan Boeing 737 MAX, seperti diketahui model F-35 dibagi menjadi tiga model A,B, dan C.
Diantara model ini, type A yang paling stabil dalam produksi atau jumlah pesanannya terbesar, dan kinerjanya paling stabil.
Tetapi jika ada masalah dengan pesawat ini, hal ini akan mirip dengan Boeing 737 MAX. Kuantitas pesanan Boeing 737 MAX adalah terbesar dari perusahaan Boeing, maka jika terdapat masalah dengan pesawat ini, itu akan sangat mempengaruhi keselamatan penerbangan pemakai/pemesannya dari jenis F-35A ini di dunia.
Masalahnya apakah pemesan akan melanjutkan pesanannya? Jika ada cacat desain atau produksi mereka juga tidak akan memesan pesawat "peti mati" ini. Ini yang akan membuat cemas baik bagi Jepang maupun AS sendiri.
Bagi AS ini dikhawatirkan akan menjadi peristiwa sperti B737 MAX, kini bertambah lagi dengan kasus F-35, sehingga Lockheed Martin fabrikan F-35 akan mengikuti jejak Boeng seperti kasus B 737 MAX.
Kasus ini sungguh aneh, semua sinyal tidak ada, bahkan pilot tidak sempat melontarkan diri untuk penyelematan, jika bisa menyelamatkan diri itu masih bisa terlacak posisi kecelakannya, sehingga memudahkan untuk menemukannya (melalui locatornya).