Insiden Fatal Tercepat Dalam Skuadron AU
Perlu dicatat di Pasukan Bela Diri Jepang, ini adalah sebuah skuadron penerbangan yang seluruhnya terdiri dari 13 pesawat tempur siluman F-35 terbaru yang baru aktif 11 hari, yang begitu cepat menciptakan catatan insiden pertama F-35A. Jet tempur yang selama ini dinyatakan AS dan sekutunya sebagai jet tempur "invincible/tak terkalahkan" dan "lightning/halilintar", ini membuat kecemasan bagi Pasukan Bela Diri Jepang.
Seperti telah disebutkan diatas, sekitar pukul 19:25 waktu setempat pada tanggal 9 April, sebuah jet tempur siluman F-35A terbang dari pangkalan Angkatan Udara Bela Diri Jepang Misawa tiba-tiba menghilang dari radar ketika terbang di atas Samudra Pasifik di dekat Prefektur Aomori.
Hari berikutnya, Pasukan Bela Diri Udara Jepang mengkonfirmasi penemuan reruntuhan tubuh pesawat di perairan terdekat, membenarkan bahwa jatuhnya pesawat tempur F-35A adalah salah satu pesawat tempur siluman paling canggih di Jepang.
Pemerintah Inggris mengumumkan pada hari Rabu 10 April bahwa pihaknya telah dalam kontak dengan Kantor Bersama F-35 di AS atas kecelakaan itu dan sedang mempertimbangkan untuk mengrounded 17 armada  F-35 sebagai tanggapan atas insiden tersebut.
Sebelumnya ini juga pernah terjadi insiden fatal sebuah short take off and landing (STOVL) F-35B di dekat Pangkalan Udara Korps Marinir Beaufort di South Carolina AS pada bulan September tahun lalu yang mendorong juga meng-grounded sementara model jet tersebut.
Penyebab kecelakaan pada kesempatan itu kemudian dikatakan sebagai "adanya tabung bahan bakar yang salah" - kata pejabat pertahanan AS Oktober lalu. Tapi penyebab sesungguhnya masih dalam investigasi.
Kembali pada insiden F-35A di Jepang, meskipun sebagian puing-puing dapat ditemukan tapi pilotnya hingga kini masih belum ditemukan, Pasukan Bela Diri Jepang terus mengirim pesawat dan kapal untuk mencari, dan armada militer AS terlibat dalam proses pencarian. Tetapi karena kecelakaan itu terjadi pada malam hari, itu membuat pencarian sangat sulit.
Seperti yang telah disebutkan diatas, pilot berusia 40 tahun ini memiliki 3.200 jam terbang dan berpengalaman. Juga berpengalamaan memiloti pesawat lain, dan dia sudah menghabiskan lebih dari 60 jam menerbangkan F-35A. Selain itu, pilot ini telah mengeluarkan pesan yang meminta "mengakhiri misi pelatihan" melalui radio sebelum kecelakaan itu.
Para pengamat menyimpulkan bahwa pilot telah mengalami situasi abnormal sebelum kecelakaan itu. Tetapi ada banyak alasan untuk kecelakaan itu saat ini, dan penyelidikan masih terus berlangsung. Jadi masih belum ada berita pasti, apa penyebabnya kecelakaan pesawat apakah karena kesalahan pilot? Tapi apapun ini adalah kecelakaan pertama F-35A di Jepang.
Ada sebagian kalangan di Jepang yang mengkhawatirkan kepada AS, jika itu memang dikarenakan kesalahan teknis produksi, maka perlu dipertimbangkan apakah rencana pembelian pesawat ini selama ini sudah sesuai atau tidak.
Setelah insiden ini, ada beberapa kalangan yang meragukan akan teknologi perakaitan pesawat ini di Jepang. Ada beberapa kalangan yang mengatakan bahwa AS tidak terlibat dalam perakitan pesawat ini di Jepang, dan pilot Jepangnya tidak baik.