Dia menambahkan 12 F-35 lainnya di pangkalan Misawa akan di-grounded. Insiden itu terjadi hanya 11 hari setelah skuadron ke-302 di pangkalan Misawa dinyatakan operasional, menurut laporan dari The Diplomat.com.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, pesawat itu adalah yang pertama lepas dari jalur perakitan F-35 lokal Mitsubishi Heavy Industries di Nagoya.
Ini adalah kecelakaan fatal kedua dari jet tempur F-35 dan yang pertama dari varian F-35A yang paling umum di antara ketiga varian tersebut. F-35A adalah varian lepas landas dan pendaratan konvensional (CTOL) yang ditujukan untuk AU-AS dan lainnya. Ini adalah versi F-35 terkecil dan ter-ringan bagi AU.
Pada 23 Agustus 2018, sebuah F-35A melakukan pendaratan darurat setelah Nose Gear runtuh di Pangkalan Angkatan Udara Eglin, AS. F-35A Lightning II, yang ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-58 mengalami keadaan darurat dalam penerbangan dan kembali ke pangkalan. Pesawat mendarat dengan selamat dan ketika parkir roda hidung bagian depan runtuh. Ada satu orang di dalamnya. Kru kebakaran segera merespons dan pilot tidak mengalami cedera akibat insiden tersebut.
Pada 28 September 2018, jet tempur F-35B Stealth Fighter Marinir Amerika Serikat Hancur dekat MCAS Beaufort. Jet tempur jatuh lima mil di luar Stasiun Udara Korps Marinir di Beaufort. Pilot pesawat itu bisa dengan aman terlontar dan menderita luka ringan.
Sebenarnya masih ada dua insiden penting lainnya dengan pesawat ini, termasuk kebakaran mesin pada F-35A pada 23 September 2016, di Mountain Home AFB di Idaho dan pada 27 Oktober 2016, ketika bagian F-35B dari Marine Fighter Attack Training Squadron 501 terbakar di kompartment senjata internal yang menyebabkan kerusakan signifikan.
Pada 9 April 2019, jet tempur Angkatan Udara Jepang F-35A Lightning II jatuh di Pasifik. Seperti yang telah disebut di atas.
F-35 adalah hasil dari program senjata paling mahal dalam sejarah militer AS, senilai USD$ 406 miliar. Pesawat ini dikemas dengan sistem paling canggih yang pernah dikembangkan untuk pesawat tempur.
Kecelakaan yang disebutkan di atas dan insiden pendaratan darurat meningkatkan masalah serius tentang kesiapan tempur F-35 dan keselamatan pilot.
Pada 8 April 2019, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Watchdog (pengawas) mengklaim bahwa "Angkatan Laut Amerika Serikat Beresiko Hidup" dengan mendorong F-35C ke dalam pertempuran. Hanya beberapa hari setelah laporan jet tempur F-35A Lightning II Jepang Air jatuh. Jepang juga telah menerbangkan seluruh armada jet tempur F-35A yang jatuh di Pasifik ini.
Berdasarkan pedoman yang disetujui pada bulan Desember tahun lalu, pemerintah PM Shinzo Abe berencana untuk membeli 147 jet F-35, termasuk 105 jet seris F-35A, masing-masing berharga sekitar $ 90 juta.