Sepertinya sanksi yang dijatuhkan kepada Iran kali ini, tampaknya akan membuat AS dan Iran benar-benar akan memasuki pertarungan sampai akhir.
Pada 5 Agustus lalu, menghadapi rumor yang bergejolak, pejabat senior militer Iran secara resmi menegaskan bahwa mereka mengadakan latihan peperangan laut skala besar di Selat Hormuz.
Sebelum ini meurut seorang perwira militer AS yang tidak mau disebutkan namanya, mengungkapkan kepada Reuters. Dia percaya tindakan Iran (latihan militer) ini ditujukan untuk mengirim pesan ke pemerintahan Trump, yang telah memberikan tekanan konstan pada Iran.
Ada dua sorotan utama dari latihan militer tahun ini. Pertama, waktu telah didorong/dimajukan jauh ke depan. Di masa lalu, latihan Iran di Teluk Persia biasanya terjadi pada musim gugur. Kali ini, pada awal Agustus. Para pengamat percaya bahwa itu ditujukan untuk periode pertama "wind-down" (periode penyangga/masa jedah) dan diumumkan AS pada 6 Agustus.
Selat Hormuz adalah kunci maritim pada perdagangan minyak, dan kunci ini ada di tangan Iran. 90% dari semua ekspor minyak dan gas dari Negara-negara Teluk Timur Tengah melewati jalur maritim tunggal ini untuk menjangkau daerah-daerah di seluruh dunia, dan 35% dari perdagangan minyak maritim dunia diangkut melalui Selat Hormuz.
Hassan Rouhani Presiden Iran mengatakan: Secara historis, kami selalu mempertahankan rute air ini. Anda harus ingat bahwa secara historis, kami menetapkan keamanan rute transportasi minyak. Jangan lupakan itu.
Dengan adanya tekanan ekstrem dari AS, asap tebal dari api peperangan merembes ke Teluk Persia.
Pada pagi hari tanggal 16 Juli, sebuah pesawat pengintai militer AS "Global Hawk" lepas landas dari Pangkalan Udara Al-Dafar di UAE dan terbang ke wilayah udara Teluk Persia, dan terbang berputar-putar dekat dengan wilayah udara Iran untuk waktu yang lama di atas Teluk Persia. Militer Iran dengan cepat memberi peringatan, jika AS berani merambah masuk ke wilayah udara teritorialnya, akan segera ditembak jatuh.