Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Latar Belakang dan Logika Trump Melakukan Perang Dagang

31 Juli 2018   19:37 Diperbarui: 31 Juli 2018   19:59 7172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, sirkulasi modal ini akan mendatangkan banyak keuntungan kepada AS, mendorong nilai tukar USD lebih tinggi, tapi itu berarti keuntungan perusahaan AS untuk ekspor masa depan akan menurun, dan kemudian ini akan meningkatkan pengeluaran keuangan. Dan pada kenyataannya, setelah lebih dari satu tahun sejak Trump menjabat, dia telah menyebabkan defisit AS tumbuh besar.

Saat ini sebenarnya defisit AS sedang mengalami kesulitan besar di masa depan, karena Federa Reserve AS terus menaikkan suku bunga, sehingga Departemen Keuangan pemerintah harus membayar kembali bunga dari utang nasional, pengeluaran ini akan tumbuh lebih cepat dan semakin lebih cepat.

Mereka telah membuat perhitungan bahwa untuk setiap 1% Federal Reserve AS meningkatkan suku bunga, pemerintah AS harus menambahkan 200 miliar USD untuk membayar utang.

Segera,  pemerintah Trump akan dihadapkan pada dua pilihan sulit --- jika terus menempuh pada jalur ini, maka utang akan menjadi lebih berat dan semakin lebih berat, demikian juga bunga akan makin tinggi dan semakin tinggi. Jika melepaskan hal semacam ini, maka ekonomi akan menurun dan pertumbuhan akan berhenti.

Pakar AS John Ikenberry pernah menulis dalam bukunya "Liberal Leviathan" bahwa ia percaya alasan AS bisa menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia saat ini adalah karena ia memimpin pembentukan "tatanan internasional liberal." Tapi sekarang sebagai kekuatan negara-negara besar bergeser, tantanan ini menghadapi krisis.

liberal-leviathan-5b605a166ddcae19ee793fd2.png
liberal-leviathan-5b605a166ddcae19ee793fd2.png

Pada kenyataannya, "perdagangan bebas" adalah kartu panggil untuk peran "polisi yang baik" yang dimainkan AS di masa lalu untuk mempromosikan hegemoni globalnya.

Tapi sekarang, didorong oleh kepentingan AS, mereka menyerang semua pihak, dan mengganggu ketertiban perdagangan dan aturan internasional, yang telah menyebabkan citranya sebagai "Pemimpin Dunia Barat " menjadi tersangka, dan mengubahnya menjadi "polisi jahat" yang mengayunkan tongkat besarnya ke mana-mana.

Sejarah adalah cermin --- kebijakan perdagangan yang dipromosikan oleh logika hegemonik tidak dapat mencapai hasil yang saling menguntungkan, dan tidak membantu membentuk tatanan internasional yang adil dan rasional.

Jeremy Stevens, Ekonom di Standard Charter Bank mengatakan: "AS sedang mencoba untuk memainkan polisi jahat untuk bergaul dengan masyarakat yang tidak ingin diawasi oleh AS."

Di masa lalu, AS memiliki reputasi tertentu secara internasional, itulah sebabnya mengapa orang percaya di pasar modal AS dan akan menggunakan mata uang AS --- USD. Tapi sekarang, dengan hal-hal ini terjadi, karena pasar AS menjadi tidak begitu bebas, mungkin membuat prospek USD semakin tidak menentu, dan ekonomi AS tidak begitu bebas, karena semua jenis pembatasan meningkat, yang berarti bahwa orang asing akan ragu sebelum berinvestasi di pasar AS.

Selain itu, AS telah menjadi tidak bertanggung jawab terhadap sekutunya dan mitra lama, tidak lagi bersedia bekerjasama dengan mereka, dan merasa seperti itu yang tampaknya tidak akan membiarkan mereka mengambil keuntungan dari AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun