Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kartu yang Salah Kebijakan Timur Tengah AS Pada Era Trump?

24 Mei 2018   10:37 Diperbarui: 24 Mei 2018   10:53 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah presiden AS Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, Presiden Iran Hassan Rouhaini berpidato yang disiarkan televisi pada malam 8 Mei di mana dia mengatakan bahwa Iran akan sementara tetap berada dalam kesepakatan nuklir Iran dan bernegosiasi dengan berbagai pihak dalam bingkai kesepakatan. Namun dia juga mengatakan bahwa Iran siap untuk memulai kembali penelitian senjata nuklirnya jika diperlukan.

Sumber: CCTV News
Sumber: CCTV News
Setelah itu, Menteri Luar Negeri Iran mengadakan serangkaian operasi diplomatik yang dikatakan sebagai "kampanye untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran."

Banyak analis dan pengamat yang melihat, saat ini, Iran sedang mengamati reaksi dari penanda-tangan lain dari kesepakatan tersebut. Pertama-tama adalah reaksi negara-negara Eropa. Jika negara-negara Eropa bersedia untuk tetap dalam kerangka kesepakatan dan bersedia menggunakan metode mereka sendiri untuk melakukan yang terbaik untuk memberlakukan kesepakatan, maka itu mungkin akan memberikan Iran beberapa dividen strategis tambahan, termasuk dividen ekonomi.

Ini adalah perkembangan masa depan yang ingin dilihat Iran. Dan termasuk Tiongkok dan Rusia, jika mereka bertahan dalam kerangka kesepakatan, maka tidak dapat dihancurkan, itu akan memberi Iran kepercayaan lebih, dalam pengembangannya dan dapat membantu Iran menghadapi tekanan yang dilakukan oleh AS di panggung internasional. Jadi saat ini, Iran dengan hati-hati mempertimbangkan dan merencanakan dengan cermat untuk melihat seberapa banyak dividen yang bisa didapat, dan apakah itu akan lebih atau kurang.

Menurut laporan mingguan "Der Spiegel" yang berbasis di Jerman, Iran telah memberikan tenggat waktu 60 hari terakhir kepada tiga negara Uni Eropa untuk memastikan implementasi lebih lanjut dari kesepakatan nuklir Iran. Jika Iran tidak dapat memperoleh cukup konsesi dari pihak lain dari kesepakatan untuk memastikan bahwa itu dilaksanakan, maka pada saat itu, memulai kembali program nuklirnya akan menjadi satu-satunya pilihan Iran.

Kekhawatiran Kedua Tentang Iran: Akankah konflik terjadi antara Iran dan musuh lamanya?

Mantan Presiden AS, Barack Obama mengatakan: "Kehilangan kesepakatan nuklir Iran berarti bahwa pada akhirnya, AS akan menghadapi Iran yang memiliki senjata nuklir atau perang lain di Timur Tengah."

Jika Iran memulai kembali proses senjata nuklirnya, godaan Kotak Padora nuklir akan dibuka sekali lagi. AS dan sekutu Timur Tengahnya mungkin mengambil tindakan militer terhadap target nuklir Iran. Hal ini jelas akan meningkatkan ketegangan di kawasan itu yang berarti berisiko pecahnya konflik antara Israel dan Iran di Suriah dan tempat-tempat lain kemungkinan besar akan meningkat.

Negara-negara yang memiliki konflik struktural dan persaingan strategis dengan Iran, terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan negara-negara Arab utama lainnya pasti akan memasuki perlombaan senjata nuklir, dan mengembangkan kekuatan nuklir dalam logika mengejar keseimbangan teror nuklir.

Pengamat dan analis yang paham akan situasi dan kondisi Timur Tengah berpandangan, dengan AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, semua konflik Timur Tengah akan semakin buruk. Konflik antara Israel dan Iran mungkin menyebabkan kedua negara ini bertarung di Suriah atau tempat lain di Timur Tengah, atau bahkan menyebabkan mereka saling bertikai satu sama lain. Kemungkinan semacam ini ada. Jika Israel melakukan aksi militer berarti AS akan terseret dengan itu, dan seluruh efeknya akan terjadi di Timur Tengah bagi dunia sangat negatif.

Kekhawatiran ketiga Tentang Iran: Apakah perjanjian nuklir Iran akan benar-benar rusak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun