Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepak Terjang AS untuk Menjual Arsenal Pertahanan Udara

19 Desember 2017   12:17 Diperbarui: 19 Desember 2017   15:10 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://nationalinterest.org

Pada saat yang sama, di Asia Pasifik, AS telah mulai mengerahkan kapal perusak Aegis kongo-class, dan rudal Standard-3 juga telah berada di darat. Ada juga kawasan Timur Tengah sebagai tambahan, di mana Israel telah membawa teknologi pertahanan rudal AS dan membentuk sistem anti-rudalnya sendiri. AS juga bisa menggunakan sistem anti-rudal ini, jadi ketiga wilayah ini benar-benar bergabung membentuk satu badan pertahanan dan penyerangan.

Sistem pertahanan Aegis berbasis darat yang dipesan pemerintahan Shinzo Abe, Jepang telah memperburuk situasi dan menimbulkan gejolak situasi ofensif dan defensif di Asia Timur Laut, serta menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional pihak-pihak terkait di kawasan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengambil sikap keras dengan sangat jelas, mengungkapkan keprihatinannya tentang Jepang yang membawa sistem Aegis berbasis darat, dan Tiongkok juga jelas mengekspresikan pertentangannya dan protes keras.

Situasi yang Diinginkan AS Untuk Jual Senjata

Latar belakang situasi seperti atas ini justru yang diinginkan AS, dimana terus mengaduk "air di lumpur" di Asia Timur Laut. Apa maksud dibalik ini semua bagi AS?

Menurut analis, AS memiliki hipotesis dalam hal pengembangan penting sistem anti-rudalnya. Pertama-tama, mereka ingin memastikan keamanan mutlak negaranya sendiri, jadi dari perspektif AS, mereka memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk melakukan serangan nuklir, dan ini juga mengharuskan bahwa jika mereka melakukan serangan nuklir, mereka tidak akan menerima serangan balasan nuklir. Maka mereka ingin mengembangkan kekuatan anti-rudalnya, dengan pertahanan rudal yang strategis, pertahanan rudal tempur, dan pertahanan rudal taktis.

Selain itu, AS ingin menarik aliansinya lebih dekat melalui pertahanan rudal, dan membuat aliansi dan militer sekutunya bahkan lebih terintegrasi.

Integrasi ini bisa dicapai melalui pertahanan rudal, dan bukan hanya pertahanan rudal, namun selain pertahanan rudal, di garis depan harus ada pengintaian dan peringatan dini rudal.

Juga harus ada informasi intelijen, transmisi intelijen, dan komunikasi. Harus ada juga perintah dan kontrol, soal pengendalian senjata. Pembentukan keseluruhan rantai informasi ini mencakup keseluruhan aliansi dalam sistem ini. Siapa yang bisa memberikan info intelijen ini? Hanya AS bisa yang menyediakannya.

Ketiga, pertahanan rudal AS merupakan sumber kekayaan yang sangat besar. AS pernah meramalkan bahwa keseluruhan pasar pertahanan rudal kira-kira dua triliun USD, yang berarti bahwa ketika sampai pada skala penjualan global dari sistem rudal strategis, pertempuran, dan taktis, memiliki skala pasar sekitar dua triliun USD .

Tampaknya situasi sekarang masih  belum mendekati mencapai skala itu, jadi perlu mempromosikan sistem anti-rudal dan meminta sekutu-sekutunya untuk membelinya, dan juga perlu menciptakan situasi yang mengharuskan mereka membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun