Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepak Terjang AS untuk Menjual Arsenal Pertahanan Udara

19 Desember 2017   12:17 Diperbarui: 19 Desember 2017   15:10 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://nationalinterest.org

Konsep pertama untuk  tipe jenis latihan militer bersama antara Tiongkok dan Rusia. Konsep kedua adalah latihan staf komando, dan ini adalah latihan strategis tingkat staf komando. Kepala Staf AU-PLA dan AU-Rusia memobilisasi Deputi Kepala Stafnya masing-masing.

Konsep ketiga adalah latihan komputer, Kedua belah pihak memasukkan data senjata anti-udara dan anti-rudal mereka masing-masing ke dalam sistem komputer, dan mensimulasikan frekuensi, batch, radar, sistem pencarian, arahan, dan hal-hal lain, dan kemudian kedua sisi bersama-sama mengerahkan senjata untuk mencegat mereka; mereka terutama mencegat rudal balistik dan rudal jelajah.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama untuk latihan pertahanan kedirgantaraan Tiongkok-Rusia.

Pada bulan Mei 2016, telah dilakukan latihan gabungan pertama "Aerospace Security 2016." Lokasi latihan pada waktu itu berpusat di Pusat Penelitian Ilmiah Komando Utama Angkatan Aerospace Rusia (the Scientific Research Center of the Russian Aerospace Defense Forces' Central Command).

Pada saat itu, latihan lebih difokuskan pada jika tiba-tiba menemukan rudal balistik dan rudal jelajah yang bersamaan diluncurkan menuju kedua negara, dan Rusia dan Tiongkok mencegat mereka pada saat bersamaan setelah berkomunikasi.

Dan untuk latihan kali ini, lokasinya di Beijing, Tiongkok. Arah intersepsinya lebih banyak datang dari ancaman rudal balistik dan jelajah dari Asia Timur Laut.

Ahli dari Institut Studi Timur Jauh Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Vassily Kashin, percaya bahwa S-400 dan S-300 Rusia dan Tiongkok HQ-9 (Hong Qi-9) akan ambil bagian dalam latihan terkomputerisasi "Aerospace Security-2017"

Stasiun TV "Russia Today" melaporkan bahwa selama latihan ini, kedua militer tersebut akan mensimulasikan ancaman nyata dan mengambil tindakan oposisi atau berhadapan di ruang maya.

Para komandan akan menggunakan sistem perintah otomatis dan sistem pertahanan udara dalam melaksanakan peluncuran simulasi.

Tujuan dari latihan tersebut, menurut pemimpin redaksi "Arsenal Otechesrva" Rusia, Viktor Murakhovsky, mengatakan bahwa latihan ini membuktikan kompatibilitas sistem anti-udara dan anti-rudal mereka (antara Tiongkok dan Rusia).

Ini mengacu pada model pertukaran informasi, pencocokan transmisi data, dan masalah teknis lainnya dari kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun