Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Lahirnya Rudal Balistik Kapal Selam SLBM JL-1

11 Agustus 2017   11:09 Diperbarui: 11 Agustus 2017   11:20 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mereka tiba di tempat tujuan mereka, semua orang terkejut dengan apa yang mereka lihat. Ternyata tempat ini  adalah gurun tandus tanpa terlihat batasnya, dan angin yang berembus disertai pasir dan debu. Kondisinya sangat parah sekali.

Ini foto kantor disain dan ruang gambar serta asrama awal Departemen Keempat Kementrian Pembangunan Mesin Ketujuh.

Sumber: Grabed from CCTV China
Sumber: Grabed from CCTV China
Pang Yukuan mantan Direktur Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menuturkan: Pada dasarnya, bisa dibayangkan seberapa besar ruangan itu. Kami tidak memiliki perabotan, tidak ada ranjang tempat tidur. Sama sekali tidak ada gedung perkantoran. Kami menggambar cetak biru di tempat tidur. Sering ada badai pasir yang kuat di musim semi. Saat kami bangun berdiri, tercetak tapak pasir pantat kami tertinggal.

Tapi di tempat inilah menandai dimulainya program berteknologi tinggi dalam mengejar teknologi maju dunia. Dibandingkan dengan lingkungan yang tidak bersahabat, tantangan yang harus dihadapi para disainer dengan  jarak teknologi yang harus dikejar sangat jauh.

Rudal DF 1 dan 2 yang telah berhasil diluncurkan sebelumnya dengan mengadopsi mesin berbahan bakar (propellant) cair. Dimensi ukurannya besar dan persiapan untuk meluncurkannya lebih lama memakan waktu, jadi tidak cocok untuk di kapal selam.

Tidak hanya di Tiongkok, tapi juga di AS, Eropa dan bekas Uni Soviet, saat melakukan penelitian SBLM dilakukan dengan sangat rahasia. Laporan berita dan rahasia serta bocoran teknologi ke dunia luar tidak pernah atau jarang terjadi.

Dunia luar hanya tahunya bahwa teknologi yang digunakan di SLBM AS berbeda dengan mesin bahan bakar cair---dengan menggunakan bahan bakar padat (propellant solid).

Namun pada saat itu teknologi rudal dengan bahan bakar padat di Tiongkok sama sekali tidak ada datanya dan pengalaman juga sama sekali tidak ada, bahkan tidak memungkinkan untuk mendapatkan dari negara luar.

Rudal propellen padat biasanya berukuran kecil dan fleksibel. Hal ini memungkinkan pemasangan di kapal dan kendaraan. Selain itu, dalam medan pertempuran, rudal ini lebih bisa  bereaksi dengan cepat, prosedur peluncurannya lebih sederhana, dan waktu untuk meluncurkannya dapat dipersingkat--pada dasarnya dibutuhkan 15 menit sudah bisa mengudara.

Tapi semburan api dari di lubang keluaran gas  (orifice) mesin jet propellen padat suhunya bisa mencapai lebih dari 3000OC, dan pembakarannya bisa menghasilkan partikel padat. Maka pilihan bahan material jet orifice menjadi tantangan yang harus dicari oleh para peneliti ini.

Bagaimana para peneliti mengatasi masalah ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun