Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusia Berang terhadap AS Gara-gara Senjata Kimia dan Rudal Tomahawk Menyerang Syria

27 April 2017   12:22 Diperbarui: 27 April 2017   21:00 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.breitbart.com

 

Perbendaan tebesar antara Trump dan Obama untuk masalah Syria adalah soal bagaimana memandang pengaruh Iran. Pandangan untuk Rusia Trump dan Obama hampir sama. Mereka percaya Rusia adalah pihak yagn memiliki kepentingan disana, dan mereka seharusnya memberi bagian keuntungan tertentu, namun berbeda dengan Iran.

Selama kampanye, Trump mengatakan, dia pasti akan menekan Iran dan percaya bahwa kesepakatan nuklir Iran tidak adil, dan dia yakin Iran sebagai ancaman potensial. Tapi kebetulan saja mereka bisa bertahan sampai hari ini, alasan mengapa Perang Syria bisa berlangsung bertahun-tahun, salah satu inti kunci utama adalah bantuan dari Iran.

Tapi masalahnya, jika ingin menekan Iran, tidak diragukan lagi harus melemahkan kehadiran Iran di Syria. Dan Jika melemahkan kehadiran Iran di Syria, maka pasti akan membahayakan sekutu Iran atas isu Syria—yaitu Rusia. Demikian pandangan analis.

Namun, di mata dunia luar, timing dari serangan senjata kimia yang diduga terjadi pada April 14, masih harus ditelaah lebih lanjut.

CNN menyiarkan breaking news: Masalah timing untuk masalah ini penting. Serangan yang telah bisa kita lihat sekarang terjadi setelah pemerintahan Trump mengumumkan perubahan besar atas kebijakan AS menenai Syria. Pergeseran itu, kini AS tidak lagi akan berkepentingan dalam perubahan rezim dan melengserkan Presiden Ashar al-Assad. Apakah hal ini hanya kebetulan saja?

Pada 22 Maret waktu setempat, Departemen Luar Negeri AS mengadakan “Rapat Pleno untuk Koalisi Global” yang akan bekerja untuk mengalahkan “ISIS” (Ministerial Plenary for Global Coalition Working to Defeat the “ISIS”  ) di Washington D.C. dengan dihadiri oleh 68 perwakilan negara anggota termasuk Inggris, Jerman, Prancis dan Irak. Ini adalah pertemuan pleno pertama yang diadakan koalisi kontraterorisme intersional pimpinan AS sejak Desember 2014.

Menlu AS Rex Tillerson dalam pidato sambutannya mengatakan, koalsisi internasional secara aktif akan mengambil tindakan untuk menyerang kelompok ekstrimis, dan ini juga menjadi misi utama AS di Timteng.

Rex Tillerson mengatakan,: Degradasi “ISIS” bukanlah tujuan akhir. Kita harus mengalahkan “ISIS”. Saya menyadari ada banyak tantangan divTimteng, namun mengalahkan “ISIS” adalah sasaran nomor satu AS di kawasan ini.

Menurut CNN, baru-baru ini, Menlu AS Tillerson dan Perwakilan Tetap AS untuk Dubes PBB Nikki Haley telah mengungkapkan pada kesempatan yang berbeda bahwa AS tidak lagi memandang penggulingan pemerintah al-Assad sebagai tujuan utama dari kebijakan terhadap Syria. Namun beberapa pihak yang menginginkan al-Assad untuk digulingkan berharap untuk mengubah tujuan kebijakan AS dengan menuduh pemerintah Syria melakukan serangan kimia.

Anas Joudah seorang analis politik mengatakan: Tentu saja senjata kimia adalah kartu politik yang mereka buat sekarang, untuk memberitahukan semua pihak bahwa Anda tidak menyetujui semua hal. Kita memiliki kartu, dan kita akan memasukkannya di dalam laci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun