Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Duterte Berupaya Melepaskan Ketergantungan Filipina Terhadap AS?

11 November 2016   18:26 Diperbarui: 11 November 2016   20:25 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Philippine Daily Inquier” menuliskan  bahwa dokumen yang paling menarik perhatian adalah dibentuknya komisi penjaga pantai bersama. Ini merupakan kerjasama yang diperluas di perairan yang disengketakan kedua negara.

Menurut beberapa analis dan pengamat ada yang mengemukakan, Duterte tentu harus memilih beberapa kebijakan luar negeri dan konsep kebijakan luar negeri Tiongkok, dan juga termasuk semacam usulan strategis yang bermanfaat bagi Filipina dan manfaat dari strategi AS untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik , jadi jelas Duterte perlu memilih.

Jadi pada kunjungan Presiden Duterte ke Tiongkok sangat jelas bahwa Filipina sangat aktif akan mengambil bagian “Belt and Road” Inisiatif, dan bahkan dengan proaktif mengatakan untuk mempertimbangkan proyek mereka dengan menggunakan AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank).

Pengamat melihat ini merupakan faktor eksternal yang mendorong Filipina untuk menyesuaikan kebijakan luar negerinya, dan itu adalah faktor yang paling kuat. Sehingga dalam membandingkan strategi Tiongkok dan strategi AS, Filipina diharus untuk membuat pilihan yang tepat.

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah memimpin dunia dalam melawan hegemoni AS. Setelah itu di-ikui oleh Turki, Arab Saudi, Thailand dan beberapa sekutu tradisonal AS di Uni Eropa secara bertahap menjauhkan diri dari AS.

Filipina yang sudah lama berada dibawah kendali AS, juga mulai mempertimbangkan untuk independen, otonomi dalam strtegi pembanguan nasionalnya.

Duterte dalam satu pidatonya mengatakan: “Kita akan kembali sekarang untuk hubungan dengan negara-negara lain, selama ini kita selalu terikat (AS), bahkan dalam alutsista terikat kepada AS. Kita tidak boleh terlalu dibatasi untuk mengikuti perintah nagara lain.”

Menurut laporan “Bloomber Press” pada 13 September lalu, Duterte selama pidato di TV kepada pejabat militer Filipina mengatakan bahwa ia mempertimbangkan untuk membeli senjata dari Tiongkok dan Rsuia, dan Dubes Rusia untuk Filipina segera membuat respon memalui media dengan mengatakan: “Mulailah membuat daftar belanja Anda. Rusia sangat bersedia dan senang untuk bernegosiasi dengan Anda untuk apa pun yang Anda butuhkan untuk bantuan.”

Akhir-kahir ini, semua orang mengetahui bahwa Duterte telah mulai mengembangkan kebijakan luar negeri yang komprehensif dan seimbang.

Sebelum Duterte mengunjungi Tiongkok, ia pertama mengunjungi Vietnam untuk mempelajari tentang situasi Laut Tiongkok Selatan, mengunjungi Indoensia dan setelah mengunjungi Tiongkok, berikutnya mengunjungi Jepang. Dia menyerukan penghentian latihan militer AS-Filipina dan juga mengumumkan bahwa dia tidak akan meninggalkan aliansi militer AS-Filipina.

Sikap Filipina tersebut diatas yang menunjukkan independensi dan otonomi negara atas kebijakan pembangunan dalam negeri mereka jelas mendapat sambutan baik dari Tiongkok dan dari negara-negara ASEAN dan negara-nagara merdeka lainnya, terutama yang mengakui Dasa Sila  Bandung dari konferensi Asia-Afrika. Tapi ini akan sangat berbeda dengan sikap AS dan negara-negara Barat maju lainnya terhadap negara-negara berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun