Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Duterte Berupaya Melepaskan Ketergantungan Filipina Terhadap AS?

11 November 2016   18:26 Diperbarui: 11 November 2016   20:25 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, AS masih belum menghilangkan cara berpikir Perang Dingin yang sudah lewat. Pada kenyataannya, sebagian think tank Barat, pejabat dan intelektual AS belum bebas dari pikiran Perang Dingin yang sudah berakhir.

Pemikiran Perang Dingin mengukur segala hal berdasarkan pada kepentingan AS, dan membagi dunia dalam kamp-kamp berdasarkan nilai Barat. Apapun yang menyangkut kepentingan mereka membuat kelompok mereka sebagai sekutu, dan yang bukan sekutu, maka mereka ini adalah musuh. Jadi demikian mereka melihat negara-negara yang tidak menyetujui nilai-nilai mereka sebagai musuh dan lawan, dalam hal ini termasuk Tiongkok yang utama.

Negara Filipina berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan, dan terletak diantara pangkalan militer AS yang dimilikinya di Samudra Pasifik Barat---Guam, Jepang dan Korsel serta pangkalan AS di Pasifik Selatan--di Australia.

Pemerintahan Obama memandangnya sebagai lokasi penting bagi strategi untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik. Begitu mantan Presiden Aquino III menjabat pada tahun 2004, AS dan Filipina menandatangani “Enhanced Defense Cooperation Agreement” (EDCA). Yang memungkinkan AS  untuk menggunakan pangkalan militer untuk menyebarkan/mengerahkan kapal perang, pesawat, senjata dan personil militer , dan melaksanakan garnisun atau memarkaskan dan merotasi militer besar-besaran. Kedua nagara juga mencapai kesepakatan yang memungkinkan AS untuk menyimpan alutsista dan  perlatan militer di lima pangkalan udara di Fiipina.

Sehingga ada seorang mantan pejabat Filipina yang bercanda berkomentar: “Dalam hal ini bahkan sulit bagi pejabat Filipina untuk melihat pangkalan militer AS disini. Apa yang akan terjadi jika mereka menyimpan senjata nuklir disini?”

Jadi dalam proses ini antara AS dan Filipina, Filipina awalnya bersedia menjadi salah satu bidak catur, sehingga AS menggunakan Filipina sebagai pion. Maka ketika diminta untuk pergi ke Den Haag mengajukan tribunal arbitrase terhadap Tiongkok tetap dituruti, meskipun harus menghabiskan anggaran belanja negaranya sebanyak 1/2000, demikian juga ketika diminta untuk berpatroli maritim bersama AS di Laut Tiongkok Selatan dengan menggunakan sebagian anggaran militernya, juga tetap dilakukan.

Apapun yang diminta AS untuk dilakukan Filipina tetap dilakukan. Namun Sekarang dengan pemerintahan Duterte, Filipina mencoba berbuat memperhitungkan untung rugi bagi dirinya.

Menurut Filipina-AS “Visiting Forces Agreement,” tentara AS yang melanggar hukum di Filipina harus diserahkan kepada AS untuk ditangani, tetapi setelah mereka kembali ke tangan AS, sering kali dibebaskan dari tindakan kejahatan mereka.

YouTube
YouTube
Harry Roque, profesor Hukum dari Universitas Filipina mengatakan : “well. Para prajurit AS dapat melakukan pembunuhan dan perkosaan, dan mereka tidak akan dihukum karena mereka tentara AS, Itulah sebabnya orang Filipina seperti saya ini sangat marah. Karena walaupun kita adalah negara merdeka, tapi Amerika memperlakukan kita sebagai warga negara kelas dua.” 

Duterte berkata: “Saya tidak bermaksud untuk mencari perhatian atau memperburuk aliansi militer, tapi saya minta Anda (AS), apakah Anda benar-benar berpikir apakah kita butuh itu?”  

Pada 7 oktober 2016, Filipipina-AS melakukan latihan militer bersama tahunan “PHIBLEX”  pendaratan amphibi di Pulau Palawan, dekat Laut Tiongkok Selatan, Sekali lagi membuat pernyataan yang membuat gelombang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun