Pengamat melihat bahwa ini mungkin saat yang menentukan bagi Duterte, dan ini juga saat yang sangat sulit bagi dia. Tampaknya Duterte berusaha untuk memimpin Filipina untuk menuju zaman baru melalui jalur yang tidak biasa, tapi praktis, meskipun masih harus di verifikasi dari waktu ke waktu, interaksi antara Filipian dan Tiongkok, dan Filipina dan AS benar-benar telah berubah secara drastis.
Apa Alasan Dari Perubahan Ini?
Menlu Flipina – Perfector Yasay mengatakan: “Sejak Filipina merdeka pada tahun 1946 dan membebsakan diri menjadi koloni AS, AS telah lama menggunakan rantai dan bandul yang tak terlihat untuk mengontrol kami, dan menganggap kami sebagai adik yang berkulit coklat yang tidak mampu untuk mencapai kemerdekaan sejati dan kebebasan, dan hanya bisa mengandalkan dan menggantungkan kepada AS.”
Duterte mengatakan : “Saya bukan penggemar Amerika dalam arti bahwa tidak ada yang sharing sentimen saya kepada rakyat Filipina. Dari pertama hingga akhir. Rakyat Filipina adalah nomor satu bagi saya.”
Beberapa bulan sebelum pemilihan presiden Filipina, Dubes AS untuk Filipina secara rahasia mendukung kandidat yang didukung Benigno Aquino III, dan mengundang beberapa kandidat untuk datang ke Kedubes AS untuk berdiskusi. Duterte menolak untuk pergi, dan secara terbuka mengatakan: “Saya seorang kandidat untuk menjadi presiden Filipina. Mengapa saya harus pergi ke Anda dan bukan Anda yang datang ke saya?”
Kenyataan semua kandidat calon presiden Filipina pergi ke Kedubes AS kecuali Duterte, untuk diskusi, mereka minum teh dan mendapat kuliah. Pengamat luar menjadi heran, tidak bisa membayangkan Kedubes AS di Filipina bisa melakukan hal ini, tidak ada Kedubes negara lain yang memiliki kekuatan seperti ini.
Setelah Dutete terpilih sebagai presiden, ia mengambil langkah-langkah politik keras dalam memberantas narkoba, tapi Obama dan politisi serta perwakilan AS lainnya secara terbuka menguntuk Duterte melanggar HAM. Hal ini menyebabkan Duterte kesal.
Duterte menganggap mereka jelas ikut campur dalam politik domestiknya. Pengamat ada yang mengumpamakan masalah ini seperti dia anggap kamarnya kotor dan akan dibersihkan, tapi ingin membersihkan kamarnya menurut caranya sendiri. Namun mereka mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan sapu harus dengan menggunakan penyedot debu, sedang dia tidak mempunyai alat penyedot debu, hanya bisa menggunakan sapu atau menganggap sapu lebih efektif.
Tetapi ketidak puasan Duterte terhadap AS kejadiannya bukanlah terjadi hanya semalam. Menurut “Manila Bulletin” ketika Duterte sebagai walikota Davao, karena CIA-AS mengambil seorang pesakitan/tersangka orang Amerika yang melakukan pengeboman pada 2002, ditarik ke AS. Sejak itu timbul kebencian mendalam pada dirinya terhadap CIA dan AS.
Dia menolak untuk memberi izin militer AS menggunakan bandara inernasional Davao dan melarang membangun pangkalan peluncuran pesawat drone AS.
Pada 30 Desember 2015, Duterte mengatakan bahwa dia telah memperoleh info intelijen ada beberapa Filipino-Amerika berencana menggulingkan pemerintah Filipina pada bulan Januari 2017, dan juga ada orang-orang yang berrencana membunuh dia. Duterte mengatakan : “Situasi saat ini ada laporan analisis dari intelijen menunjukkan bahwa CIA berencana untuk membunuh saya.”
Pada 22 Oktober, mantan Presiden Filipina Joseph Estrada mengatakan bahwa AS berada di balik pemecatan paksa dirinya sebagai presiden, ia khawatir AS akan berusaha untuk melakukan kembali rencana itu (terhadap Duterte) kini.