Pada 3 September, kepala negara Tiongkok dan AS mengajukan dokumen ratifikasi mereka untuk “Perjanjian Paris” tentang perubahan ikilim kepada Sekjend PBB Ban Ki-moon. Langkah dari Tiongkok dan AS ini mendapat pujian tinggi dari negara-negara dan masyarakat internasional. Beberapa media mengatakan bahwa ini adalah hadiah dua negara yang diberikan sebagai kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan global.
Ban Ki-Moon mengatakan: “Kepemimpian Tiongkok telah mengarahkan perdebatan untuk memfasilitasi G20 untuk bergerak dari manajemen krisis keuangan jangka pendek ke perspektif pembangunan jangka panjang.”
Tiongkok secara simultan merupakan ekonomi dunia terbesar kedua dunia, negara berkembang terbesar, pasar berkembang terbesar, dan penyumbang terbesar bagi perkeonomian global. Analis luar mengatakan itu adalah “jembatan ideal” komunikasi untuk menyatukan Timur dan Barat, dan link partner di Selatan dan Utara Hemisphere (belahan dunia).
Xi Jinping mengatakan: “G20 seperti sebuah jembatan yang memungkinkan semuan orang untuk datang bersama-sama dari seluruh dunia. Ini jembatan persahabatan yang bisa menyebarkan benih-benih persahabatan ke seluruh dunia, untuk meningkatkan saling percaya dan cinta, shingga membuat kita tidak menjadi jauh. Ini adalah jembatan kerjasama, dan kita dapat menggunakannya untuk merencanakan bersama-sama, memperkuat koordinasi, memperdalam kerjasama, dan saling mencari keuntungan. Ini adalah jembatan masa depan, dan kita dapat menggunakannya untuk berbagi nasib yang sama, menghadapi masalah umum, dan bekerja keras untuk masa depan, demi menyambut hari esok yang lebih indah.
Sebagai salah satu anggota pendiri G20, Tiongkok selalu memainkan peran positif dan konstruktif dalam kelompok. Dengan ekonomi Tiongkok yang telah memasuki masa normal, KTT G20 Hangzhou telah difokuskan secara signifikan, untuk masalah ekonomi dan keuangan global yang menonjol, agar membuat seluruh dunia menaruh harapan kepada KTT ini.
Beberapa negara telah pulih cukup baik, dan beberapa negara belum pulih dengan baik. Ada beberapa perbedaan dalam kebijakan yang mereka buat, sehingga negara-negara G20 perlu menyesuaikan kembali kebijakan mereka bersama, dan menemukan jalan agar ekonomi global dapat pulih menjadi keadaan normal.
Sejarah Terbentuknya G20
Sepanjang sejarah manusia, krisis sering menjadi kekuatan untuk perubahan, dan perubahan adalah cara untuk mengubah bahaya menjadi aman. Setelah krisis minyak Timur Tengah di tahun 1970an, AS, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia dan Kanada membentuk G7 untuk saling menyesuaikan kebijakan ekonomi mereka.
Setelah krisis finansial Asia tahun 1997, muncul Pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Sentral G20., Ketika terjadi krisis Suprime Mortgage yang meningkat menjadi krisis global. Kemudian diciptakan KTT Pemimpin G20 pada tahun 2008. Ini semua lahir setelah adanya krisis.
Pada 15 September 2008, selama akhir pekan, banyak stasiun TV menyiarkan: Lehman Brothers, salah satu bank investasi yang paling terhormat dan terbesar di dunia terpaksa menyatakan dirinya bangkrut. Selian itu Merrill Lynch harus dijual pada hari itu. Pasar uang dunia sedang anjlok dan Lehman Brothers memasuki prosedur likuidasi kebangkrutan.