Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiongkok Menjadikan KTT G20 Hangzhou Ajang Untuk Lebih Berkontribusi di Dunia (2)

23 September 2016   15:28 Diperbarui: 23 September 2016   15:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain dari Kanada, Yunani dan negara-negara lain juga sedang mempertimbangkan untuk mengajukan aplikasi mereka, terlihat semakin banyak negara yang bersedia bergabung dengan AIIB pimpinan Tiongkok.

Hal ini menunjukkan AIIB masih berharap mendapatkan kepercayaan semua orang. Tugas dari AIIB terutama untuk membantu negara-negara Asia, terutama dalam investasi infrastruktur di negara-negara yang tidak sangat berkembang.

Ini adalah Bank investasi infrastruktur. Setelah ini bisa tercapai dan negara secara bertahap berkembang, mereka tidak perlu lagi menerima uang dari AIIB.  Bagi yang ingin menciptakan infrastruktur, untuk membuat hal-hal seperti jalan, jembatan, dan infrastruktur umum serta fasilitas higienis seperti MCK, dan hal seperti telekomunikasi, sehingga memungkin untuk berkembang. Jadi pengaruh AIIB akan tumbuh lebih besar lagi. Dan bisa menjadi IMF kedua, yang akan mempengaruhi beberapa perubahan besar.

Inisiatif Belt and Road untuk membantu menghubungkan negara-negara berkembang yang kebetulan cocok dengan “Agenda Pembanguan Berkelanjutan 2030 PBB” Saat ini sudah lebih dari 100 negara dan kelompok-kelompok internasional yang telah bergabung denga Belt and Road Intiative.

Tiongkok telah menandatangani kerjasama untuk bersama-sama membangun “Belt and Road” lebih dari 30 negara di sepanjang jalan mereka, dan mulai kerjasama kapasitas industri internasional bersama-sama dengan lebih dari 20 negara.

Hal ini menunjukkan tanggung jawab internasional Tiongkok sebagai kekuatan utama. Tiongkok mengharapkan pihak lain tidak berpikir bahwa “Belt and Road” mempunyai ambisi tertentu, sebab sebagian besar apa yang telah dilakukan adalah strategi untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif.

Jadi, jika negara-negara maju punya ide seperti ini, untuk coba membantu negara-negara terbelakang mengembangkan diri, dunia akan menjadi tempat yang lebih indah. Meskipun anggota G20 tidak pernah bisa mencapai kesepakatan untuk banyak masalah, tapi tampaknya Tiongkok tidak pernah menyerah untuk menambahkan hikmah yang lebih bagi Tiongkok untuk tata kelola global (global givernance).

Tiongkok menyatakan bahwa mereka telah menerapkan reformasi ekonomi yang inklusif, dan telah mempromosikan kepada semua pihak untuk brainstorming bersama-sama. Sehingga kita dapat membuat kue global untuk semua orang, dan bekerja untuk membuat proses ini lebih setara, adil, dan transparan, serta membuat orang untuk mempertimbangan untuk bisa suka. Termasuk kepentingan rakyat di negara maju dan berkembang. Tiongkok ingin membuat basis yang umum bagi umat manusia. Karena dianggap usulan semacam ini merupakan sesuatu yang dapat menyatukan lebih banyak orang, dan disetujui lebih banyak orang.

Ini adalah sifat inklusif, keterbukaan dan pembangunan yang berkelanjutan yang telah memungkinkan bangunan ekonomi Tiongkok untuk mendapatkan drive untuk pembangunan berkelanjutan. Tiongkok saat ini sedang berkerja untuk berpartisipasi dalam memeliharaan dan meregulasi tantanan internasional, dan menjaga kepentingan sejumlah besar negara-negara berkembang.

Tapi Tiongkok menyatakan tidak melakukan secara revolusioner yang berusaha menggulingkan sistem internasional saat ini. Menyatakan tujuan Tiongkok tidak menggulingkan tantanan internasional yang ada  saat ini. Tanggung jawab Tiongkok dinyatakan untuk pelan-pelan mendorong reformasi sistemik dari dalam, sehingga menjadi setara dan efektif. Sebagai contoh, bisa bersandar lebih ke arah negara-negara berkembang, atau lebih mempertimbangkan kepentingan negara berkembang, dan menunjukkan perduli dengan situasi mereka.

Dengan dunia saat ini tenggelam dalam nasib yang sama dengan saling keterkaitan, tidak ada satu negarapun yang bisa lolos krisis ekonomi dan mencapai pembangunan berkelanjutan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun